Page 15 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 15
17
Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggota-
anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan
menetapkan dunia dengan makna dan nilai logis yang dapat dipinjam
anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa
bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka. Dengan demikian,
budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk
mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan
perilaku orang lain.39
d. Teori fundamentalisme. Fundamentalisme adalah sebuah gerakan
dalam sebuah aliran, paham atau agama yang berupaya untuk kembali
kepada apa yang diyakini dalam agama sebagai dasar-dasar atau asas-
asas.40 Karenanya, kelompok-kelompok yang mengikuti paham ini seringkali
berbenturan dengan kelompok-kelompok lain bahkan yang ada di lingkungan
agamanya sendiri. Mereka menganggap diri sendiri lebih murni dan dengan
demikian juga lebih benar daripada lawan-lawan mereka yang iman atau
ajaran agamanya telah tercemar. Kelompok fundamentalis mengajak seluruh
masyarakat luas agar taat terhadap teks-teks kitab suci yang otentik dan
tanpa kesalahan. Mereka juga mencoba meraih kekuasaan politik demi
mendesakkan kejayaan kembali ke tradisi mereka. Biasanya hal ini
didasarkan pada tafsir atau interpretasi secara harfiah dari semua ajaran
yang terkandung dalam kitab suci atau buku pedoman lainnya.
Dilihat dari akarnya, fundamentalisme agama, khususnya Islam,
merupakan reaksi terhadap kegagalan modernisme Islam, karena ternyata
modernisme Islam tidak mampu membawa masyarakat dan dunia Islam
kepada kehidupan yang lebih baik, sesuai dengan ajaran Islam. Sebagai
gantinya, fundamentalisme Islam mengajukan tawaran solusi dengan
kembali kepada sumber-sumber Islam yang murni dan otentik, dan menolak
segala sesuatu yang berasal dari warisan modernisme Barat.41 Salah satu
karakteristik atau ciri terpenting dari fundamentalisme Islam ialah
pendekatannya yang literal (sesuai kalimat di buku) terhadap sumber Islam
(Qur’an dan Hadist). Literalisme fundamentalis tampak pada ketidaksediaan
39 Reese, W.L., Dictionary of Philosophy and Religion: Eastern and Western Thought, 1980, hal. 488.
40 Bruce, Steve, Fundamentalisme, Pertautan Sikap Keberagaman dan Modernitas, Jakarta, Erlangga, 2000.
41 Ibid.

