Page 4 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 4
58
Recovery akan mampu menghasilkan tambahan 5% sd 15% produksi migas
(Purwanto, 2012).
d. Paradigma Eksploitasi Migas Sebagai Lokomotif Penggerak Ekonomi
yang Berkelanjutan (Sustainable)
Peran migas sebagai sumber penerimaan negara melalui Penerimaan
Negara Bukan Pajak (dari Bagi Hasil migas) dan Pajak-pajak memang
penting dan sudah sejak lama menopang APBN. Namun demikian, peran itu
harus diperluas sehingga mampu menjadi efek pengganda (m ultiplier effect)
yang berkelanjutan dalam proses pembangunan nasional. Untuk itu
pengelolaan migas dengan paradigma baru yakni sebagai lokomotif
penggerak ekonomi nasional harus mampu menjalankan 5 peran utama
berikut ini (Pradnyana, 2010; Purwanto, 2012):
(1) Pemasok Devisa Negara dari hasil export/penjualan migas, bagi hasil dan
pajak-pajak terkait.
(2) Pemasok Bahan Baku Sumber Energi Migas - untuk BBM dan
pembangkit tenaga listerik
(3) Pemasok Bahan Baku Industri Nasional, misalnya pasokan gas untuk
industri pupuk, petrokimia, industri kecil dan menengah
(4) Penggerak Kapasitas Nasional yakni industri barang dan jasa penunjang
migas termasuk perbankan, asuransi, perkapalan dan teknologi, serta SDM
nasional
(5) Penggerak Ekonomi Lokal melalui Community D evelopm ent dan
Corporate Social Responsibility.
Sebagaimana diketahui, investasi kegiatan hulu migas setiap tahunnya
meningkat terus sebagaimana dalam Tabel dibawah ini. Mulai dari US 9,3
miliar di tahun 2008 kemudian meningkat menjadi 15, 6 miliar di tahun
2012. Nilai investasi yang sangat signifikan ini yang merupakan tambahan
terhadap dana APBN akan memberi efek pengganda yang signifikan bagi
pertumbuhan ekonomi dalam rangka pembangunan nasional.

