Page 15 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 15
17
unit-unit yang ada dan sentimen-sentimen yang di alami hidup
berdampingan tanpa tekanan".22
10. Tinjauan Pustaka
a. Dalam buku berjudul “Operasi Udara di Tim or Tim ur” ,
Hendro Subroto menyatakan bahwa ketersediaan alutsista yang
canggih merupakan salah faktor pendukung yang memungkinkan
Indonesia mencapai tujuan politik dan keamanan di masa lalu. Pada
saat perjuangan Trikora, kehadiran alutsista canggih buatan Uni
Soviet menjadi salah satu faktor penggentar yang membuat Belanda
bersedia untuk berunding dengan Indonesia mengenai status Irian
Jaya. Sebagai gambaran, pada masa Orde Lama, Indonesia
mengoperasikan pembom Tupolev Tu-16KS yang dilengkapi dengan
rudal anti kapal AS-1 Kennel. ^ Rudal ini dibeli khusus untuk
menyerang kapal induk Belanda, Hr.Ms. Karel Dtiorman. Akan
tetapi saat menjelang Operasi Seroja di Timor Timur, TNI terpaksa
untuk menggunakan alutsista bekas peninggalan Perang Dunia II,
akibat keputusan politik. Akan tetapi, di tengah segala
keterbatasannya, industri pertahanan dalam negeri justru secara
perlahan tetap berkembang. Hal ini ditandai dengan kemampuan
untuk memodifikasi pesawat yang ada untuk menembakkan munisi
Uni Soviet peninggalan Orde Lama, perawatan kendaraan darat,
dan produksi persenjataan serta pesawat ringan.
b. Dalam buku berjudul “Pertahanan Negara dan P ostur TNI
Ideal” , Connie Rahakundini Bakrie menyatakan bahwa saat ini
jumlah alutsista dan prajurit yang ada masih kurang dari ideal untuk
mengamankan seluruh wilayah Indonesia. Menurut Connie,
Indonesia seharusnya memiliki kapabilitas militer yang jauh lebih
besar dari saat ini dengan didukung oleh alutsista modern seperti
pesawat tempur generasi 4 atau 5, kapal induk, kapal kapal Fregat.
Namun hal ini tentunya harus didukung dengan pengembangan
22 Balance Theory, Fritz Heider, 1958

