Page 7 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 7

23

Hegel, dianggap merupakan landasan paradigma alternatif terhadap teori Marxis

tradisional mengenai paradigma base-superstructure (basis-suprastruktur).

Teori-teorinya muncul sebagai kritik dan alternatif bagi pendekatan dan teori

perubahan sosial sebelumnya yang didominasi oleh determinisme kelas dan

ekonomi Marxisme tradisional. Teori hegemoni sebenarnya bukanlah hal yang

baru bagi tradisi Marxis.

Pengertian semacam itu sudah dikenal oleh orang Marxis lain sebelum

Gramci, seperti; Karl Marx, Sigmund Freud, Sigmund Simmel. Yang

membedakan teori hegemoni Gramci dengan penggunaan istilah serupa itu

sebelumnya adalah; Pertama, Gramci menerapkan konsep itu lebih luas bagi

supremasi satu kelompok atau lebih atas lainnya dalam setiap hubungan sosial,

sedangkan pemekaian iistilah itu sebelumnya hanya menunjuk pada relasi

antara proletariat dan kelompok lainnya. Kedua, Gramci juga

mengkarakterisasikan hegemoni dalam istilah “pengaruh kultural”, tidak hanya

“kepemimpinan politik dalam sebuah sistem aliansi” sebagaimana dipahami

generasi Marxis terdahulu (Femia, 1983). Teori hegemoni dari Gramci yang

sebenarnya merupakan hasil pemikiran Gramci ketika dipenjara yang akhirnya

dibukukan dengan judul “Selection from The Prissons Notebook” yang banyak

dijadikan acuan atau diperbandingkan khususnya dalam mengkritik

pembangunan. Dalam perkembangan selanjutnya teori hegemoni ini dikritisi oleh

kelompok yang dikenal dengan nama “New Gramcian”.  Teori  hegemoni

dibangun di atas preis pentingnya ide dan tidak mencukupinya kekuatan fisik

belaka dalam kontrol sosial politik. Menurut Gramci, agar yang dikuasai

mematuhi penguasa, yang dikuasai tidak hanya harus merasa mempunyai dan

menginternalisasi nilai-nilai serta norma penguasa, lebih dari itu mereka juga

harus memberi persetujuan atas subordinasi mereka. Inilah yang dimaksud

Gramci dengan “hegemoni” atau menguasai dengan “kepemimpinan moraldan

intelektual” secara konsensual. Dalam kontek ini, Gramci secara berlawanan

mendudukan hegemoni, sebagai satu bentuk supermasi satu kelompok atau

beberapa kelompok atas yang lainnya, dengan bentuk supermasi lain yang ia
   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12