Page 15 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 15

Para praktisi terorisme seringkali mengklaim bahwa mereka yang telah masuk
dalam lingkungan organisasi terorisme tidak memiliki pilihan selain terorisme. Ancaman
dan tindakan terorisme belum dapat dicegah sepenuhnya, faktanya tanggal 15 Maret 2011
telah meledak bom buku dikawasan Utan Kayu Jakarta yang sebelumnya model bom buku
ini belum pemah teijadi dan disusul bom bunuh diri di Mesjid Polresta Cirebon saat
melaksanakan sholat jumat tanggal 15 April 2011, peledakan bom saat solat inipun belum
pemah teijadi. Ancaman dan tindakan terorisme ini semakin bervariasi dan selalu tidak
terduga. Pertanyaan mendasar adalah mengapa seseorang hams menjadi teroris, padahal
menjadi teroris hams memberikan pengorbanan yang luar biasa bagi dirinya dan
keluarganya. Kemudian seseorang yang menjadi teroris akan mendapat penolakan dari
masyarakat luas. Satu jawaban menumt Crenshaw (2003) adalah bahwa keuntungan
partisipasinya menjadi seorang teroris bersifat psikologis atau kepuasan bathin.

         Menjadi teroris sebagai suatu pilihan strategis rasional kolektif yang
memungkinkan terbentuknya sebuah standar yang dari standar tersebut dapat diukur
seberapa jauh penyimpangannya. Terorisme di Indonesia sejauh ini masih dimotivasi
ideologi agama, yang menumt mereka bahwa mereka mempunyai kewajiban menegakkan
kebenaran dan mengatasi perilaku kafir, jikapun mereka hams mati dengan peijuangan
tersebut, para teroris tersebut akan mendapat pengampunan dosa dan bahkan mendapat
pahala, karena menegakkan kebenaran mempeijuangkan agama yang benar. Bagi mereka
yang tergabung dalam organisasi terorisme, tampaknya terorisme mempakan pilihan
mantap yang rasional diantara berbagai altematif yang ada serta beberapa altematif yang
gagal. Para teroris juga belajar dari pengalaman lainnya, biasanya melalui pemberitaan.
Apa saja kemgian dan keuntungan bagi teroris menggunakan tindakan terorisme dibanding
tindakan altematif lainnya.

         Crenshaw (2003) menganalisis kemgian atas tindakan teroris bagi kaum teroris
antara lain adalah sebagai strategi domestik, tindakan terorisme dipastikan mendatangkan
reaksi hukuman pemerintah, walaupun organisasi teroris tersebut percaya bahwa reaksi
pemerintah tidak cukup efisien untuk mengancamnya secara serius. Potensi kemgian
terorisme lainnya adalah hilangnya dukungan masyarakat. Keuntungan melakukan
tindakan terorisme antara lain menyerang reputasi pemerintah dengan menghembuskan
serangan moral, bukan secara fisik. Teroris berharap melumpuhkan eksistensi pemerintah
dengan cara menunjukkan keberadaan mereka secara konsisten sepanjang waktu.
Kebencian, keragu raguan dan ketegangan yang mereka ciptakan akan merongrong proses
pemerintahan dan menjadikan pemimpin negara sebagai tawanan ditempatnya sendiri.

                                                                                                                                 55
   10   11   12   13   14   15   16   17   18