Page 14 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 14
Titik balik perkembangan terorisme mulai muncul pertengahan abad ke-19 di Rusia
ketika muncul organisasi Narodnaya Volya (Perjuangan Kita) pimpinan Mikhail Bakunin.
Semula organisasi yang dianggap sebagai organisasi terorisme modem pertama ini
menentang Tsar, tetapi karena gagal menghancurkan basis kekuasaan Tsar, lalu
mengampanyekan anarki dan konsep nihilisme. Dialektika perkembangan terorisme
semakin menarik karena terorisme yang semula digunakan untuk melawan pemerintah dan
negara, seperti dalam kasus Narodnaya Volya, justru kemudian balik digunakan negara
dan penguasa untuk menindas masyarakat. Di pihak lain, organisasi terorisme telah
bermunculan di mana-mana di dunia, dengan pelbagai alasan. Terorisme benar-benar
menjadi gejala global.
Gerakan kelompok terdahulu sering kali memberi inspirasi bagi pembentukan dan
kegiatan kelompok yang lebih kemudian. Bahkan, di kalangan kelompok terorisme itu
terdapat jalinan keija sama. Richard Deacon dalam The Israeli Secret Service menyatakan,
Tentara Merah Jepang (Sekigun) mendukung operasi gerilyawan Palestina dengan tenaga
personal. Tahun 1971, Sekigun mengirim Nona Fusako Shigenobu, salah seorang
perempuan yang menjadi tokoh "Komisi Arab Sekigun.” Secara kualitatif, terorisme sudah
banyak bembah dibandingkan dengan di masa lalu, terutama karena kemajuan teknologi.
Pembajakan pesawat yang menjadi salah satu aktivitas teroris yang paling dramatis,
banyak sekali teijadi abad ke-20, lebih-lebih tahun 1960-an dan 1970-an.
Tidaklah berlebihan kalau Grant Wardlaw menyatakan, terorisme merupakan
sebuah komoditas yang bisa diekspor, terrorism is now an export industiy, terorisme ibarat
industri yang bisa dikembangkan di mana-mana. Tetapi industri itu, menumt Collin
Wilson dan Donald Seamen, sebagai the world's most sinister growth industry, industri
kekejaman dunia yang paling berkembang. Beragam bentuk dilakukan oleh para teroris
ada yang mengatas namakan agama, mulai dari sekedar mengecam orang di luar
kelompoknya sebagai kafir sampai melakukan perampokan dan pembunuhan. Abimanyu
(2005:37) menegaskan bahwa isu teroris yang berkembang di Indonesia memiliki
hubungan dengan teroris yang berasal dari negara jiran (Malaysia, Thailand, Filipina).
Apapun motivasi teroris di Indonesia, akibat dari perbuatan mereka citra Indonesia di mata
intemasional ikut tercoreng. Indonesia dikesankan sebagai negeri yang kurang aman,
keadaan ini berakibat pada perekonomian Indonesia. Terorisme sebagai tindakan
kekerasan yang melanggar hukum dilakukan sekelompok orang sebagai jalan terakhir guna
mewujudkan keinginannya yang tidak dapat dicapai melalui jalur resmi (Abimanyu,
2005:131).
54

