Page 12 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 12
Indonesia, dan dapat meningkatkan secara umum posisi tawar supplier yang
diperkirakan akan dicerminkan pada peningkatan harga. Dengan kata lain,
kecuali Indonesia mampu menurunkan import content yang tinggi tersebut dan
menggantikannya dengan supplier lokal/local content, kesiapan Indonesia
memanfaatkan peluang implementasi MEA dan ACFTA potensiil terkendala
dari tingginya bagainingpower suppliers.
c. Aspek New Entrants: MEA dan ACFTA potensiil mengundang minat negara
lain di kawasan ASEAN atau Asia untuk bergabung. Australia, misalnya bisa
saja bergabung dengan mempertimbangkan potensi perkembangan kawasan
sebagai pasar tunggal dan produksi yang prospektif bagi perdagangan dan
aktivitas lalu lintas faktor produksi yang menjadi andalan negara tersebut.
d. Aspek rivalitas negara : tidak dapat disangkal walaupun negara-negara MEA
bekerja sama dalam mengembangkan perekonomian kawasan, namun masing-
masing negara tersebut juga bekerja keras untuk meningkatkan daya saing
produk dan daya saing perekonomiannya sehingga produk dan
perekonomiannya kompetitif dibandingkan negara-negara lain di kawasan
ASEAN. Bagaimanapun setiap negara mempunyai kewajiban untuk memajukan
kesejahteraan rakyat masing-masing.
e. Aspek substitusi, dalam kerangka fokus bahasan yakni kompetisi daya saing
produk dan perekonomian negara MEA dan ACFTA, maka aspek substitusi
tidak relevan
Jabaran tersebut mencerminkan pentingnya peran Pemerintah/sektor publik
untuk meningkatkan kesiapan dan daya saing produk dan perekonomian Indonesia
menghadapi MEA dan ACFTA.
Sementara itu daya saing perekonomian Indonesia dicerminkan dalam penilaian
peringkat daya saing Indonesia dalam Global Competitiveness Report 2010-2011
(Global Competitiveness Index/GCI). Daya saing perekonomian ini mencerminkan
mudah atau sulitnya berbisnis di negeri ini di sektor primer, sekunder dan tersier, serta
36

