Page 13 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 13
daya tarik negara untuk menarik modal asing. Saat ini daya saing perekonomian
Indonesia dinilai lebih rendah dibandingkan negara-negara anggota MEA lainnya
yang dinilai sebagai kompetitor utama dan China. Berdasarkan penilaian kesetaraan
keterbukaan usaha, perdagangan, moneter, keuangan, tingkat kesiapan Indonesia
berada dibawah negara-negara MEA terkemuka dan China7. Data Heritage8
menunjukkan, kecuali Singapore yang telah diklasifikasikan sebagai negara dengan
tingkat keterbukaan yang tinggi, negara-negara lainnya termasuk China dikatagorikan
“sebagian besar tidak bebas” {Mostly Unfree) dengan score antara 50 s.d 59.9 dari
skala 100.
Oleh GCI, perekonomian negara-negara diletakkan dalam 3 kategori yakni tahap
1 - factor driven economy , tahap 2 - efficiency driven economy, dan tahap 3 -
innovation driven economy. Factor driven dan efficiency driven mempengaruhi
tingkat daya saing yang menekankan faktor biaya {low cost atau cost leadership).
Kemudian innovation driven mengembangkan daya saing tinggi yang berbasis pada
diferensiasi produk. Negara yang dikategorikan sebagai innovation-driven telah
melewati tahap 1 dan tahap 2. Faktor yang mempengaruhi masing-masing aspek,
dijabarkan sebagai berikut:
a. Factor driven economy', daya saing ekonomi dinilai berdasarkan kondisi
Kelembagaan, Infrastruktur, Makroekonomi, Kesehatan dan Pendidikan Dasar,
b. Efficiency driven economy: daya saing ekonomi dinilai berdasarkan kondisi dan
potensi pengembangan faktor-faktor mencakup Pendidikan lebih Tinggi dan
Pelatihan, Efisiensi Pasar Barang, Efisiensi Pasar Tenaga Kerja, Pengembangan
Pasar Keuangan, Kesiapan/ketersediaan Teknologi, dan Market-size,
c. Innovation driven economy: daya saing ekonomi dinilai berdasarkan kondisi
Sophistikasi Usaha/Industri dan Inovasi.
7. Global Competitiveness Report 2010-2011, World Economic Forum
8 The Heritage Foundation - Ease Doing Business, http://www.heritage.org
37

