Page 9 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 9
23
Selain itu, ada juga konflik primordialisme yang bernuansa
etnik dan keagamaan seperti yang terjadi di Kalimantan antara
suku Dayak dan Madura, serta di Maluku (Poso) antara kelompok
Islam dan Kristen. Kekerasan ini sebagai indikator situasi anarkhis
yang dimanfaatkan oleh elit politik yang tidak bertanggungjawab
untuk mengeksploitasi sentimen etnis dan primordialisme.
Di samping itu, adanya berbagai peraturan daerah yang
bernuansa diskriminatif, karena tidak adanya parameter dalam
penyusunannya sehingga menanamkan benih sikap perbedaan
terhadap kohesivitas bangsa. Secara implisit, primordialisme
mendorong generasi muda untuk melestarikan sikap
etnosentrisme, yang cenderung bersifat -subyektif dalam
memandang budaya lain. Sedangkan radikalisme membentuk
karakter kaum muda untuk memiliki budaya kekerasan.
3) Masalah degradasi moralitas
Krisis multidimensi yang dialami bangsa Indonesia
mengakibatkan terjadinya krisis moral yang menimpa seluruh
elemen kepemudaan. Fenomena demoralisasi ini tercermin pada
ketertibatan generasi muda dalam berbagai tindakan anarkhis,
radikalisme, terorisme, narkoba, kriminal.
Semakin maraknya penyalahgunaan Narkoba di Indonesia
dapat dilihat dari data jumlah kasus tindak pidana narkoba 5 (lima)
tahun terakhir (2005 - 2009), berdasarkan Jumal Data BNN 2009
dan mapping segala jenis pekerjaan tersangka yaitu dari 22.780
orang pada tahun 2005 menjadi 38.403 orang pada tahun 2009,
dengan kenaikan rata-rata kasus sebesar 11,86 % per tahun,

