Page 4 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 4
34
Ini adalah tantangan mendasar. Sehebat apapun teknologi yang
dibeli, peralatan yang dipersiapkan, dana yang dikucurkan dan lain-lain,
tetaplah SDM di belakangnya yang paling berperan. Walaupun otomatisasi
telah merambah ke semua lini, tanpa ada SDM yang sanggup
mengoperasikannya, semua itu menjadi barang tak berguna.
Ada banyak kendala dalam soal kualitas SDM di bidang IPTEK ini, di
antaranya:
1) Masih lemahnya budaya dan tradisi riset di Indonesia, bukan
hanya di institusi pendidikan melainkan di kalangan masyarakat
sendiri untuk melakukan riset-riset kecil sederhana untuk memenuhi
kebutuhan praktis sehari-hari.
2) Kebijakan pendidikan di Indonesia yang masih belum secara
optimal membangun budaya riset dan penelitian. Dana-dana riset
masih relatif kecil sehingga masih terus bergantung pada dana-dana
hibah dari luar negeri.
3) Kurangnya apresiasi terhadap individu-individu yang memiliki
kompetensi di atas rata-rata sehingga mereka lebih memilih bekerja
di institusi/negara asing.
4) Belum adanya standar kompetensi yang berlaku secara
nasional terhadap siswa-siswa di Indonesia dalam hal penguasaan
IPTEK dan Teknologi Informasi dan Komunikasi.
5) Perkembangan dan pembaharuan sistem dan kurikulum
pendidikan di Indonesia yang masih terlalu lambat dibandingkan
pesat dan cepatnya perkembangan dan inovasi di bidang IPTEK dan
Teknologi Informasi dan Komunikasi.
d. Masih lemahnya sistem pengawasan terhadap pengembangan
jaringan internet dan penggunaan program / enkripsi pada perangkat
lunak
Kasus tersangka terorisme yang merencanakan peledakan gereja di
hari Paskah lalu, Pepi Fernando, sekali lagi menunjukkan bagaimana
internet dan sosial media bisa menyediakan beberapa kebutuhan
mendasar yang diperlukan untuk melakukan aksi-aksi terorisme. Apa yang

