Page 12 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 12
26
perwujudan rasa cinta tanah air, bela negara dan semangat patriotisme
bangsa, nilai-nilai budaya gotong royong, kesediaan untuk saling
menghargai dan saling menghormati serta kerelaan berkorban untuk
kepentingan bangsa Indonesia.
13. Implikasi Kewaspadaan Nasional Terhadap Radikalisme
Jaringan Teroris kepada Stabilitas Nasional dan Ketahanan Nasional.
a. Implikasi kewaspadaan nasional terhadap radikalisme
jaringan teroris kepada stabilitas nasional.
Rendahnya kewaspadaan nasional terhadap radikalisme
jaringan teroris menyebabkan jaringan teroris memiliki keleluasaan
untuk mengeksploitasi kondisi masyarakat guna menyebarluaskan
ideologi mereka. Saat ini, radikalisme jaringan teroris sudah
menyusupi masyarakat dari berbagai latar belakang sosial dan
profesi bahkan terhadap lingkaran terdekat yang menentang
terorisme. Hal ini setidaknya terlihat dari 19 pelaku teror bom buku
yang ditangkap, 6 merupakan sarjana dan 4 orang diantaranya
merupakan alumnus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang para
pengajarnya selama ini dikenal aktif mencegah radikalisme jaringan
teroris.26 Lebih jauh lagi, jaringan teroris dinilai telah berhasil
menyebarluaskan radikalismenya kepada sebagian anggota TNI dan
Polri. Contoh pernyataan ini dapat dilihat dari kasus penembakan
seorang anggota Polisi di Pos Polisi Prembun, Kebumen tanggal 15
Maret 2010 oleh Yuli Harsono, seorang mantan anggota TNI AD
yang sebelumnya sudah dipecat karena mendukung jaringan
26 Alumnus UIN adalah Pepi Fernando, alumnus UIN tahun 2001 yang saat itu masih
bernama Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah; Muhammad
Maulana Sani, Sarjana Agama dari UIN Syarif Hidayatullah Jurusan Sastra Arab;
Hendi Suhartono, Sarjana Agama Fakultas Usuluddin UIN, Jurusan Filsafat lulusan
2002, Muhammad Fadil, alumnus UIN Syarif Hidayatullah Fakultas Usuluddin,
Jurusan Filsafat, lulusan 2002.

