Page 7 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 7
23
kembali pada landasan-landasan moral dan metafisikal. Politisasi agama
dapat dipecahkan melalui sekulerisasi. Skenario kelima, adalah solusi-
solusi yang mengharuskan pihak-pihak yang saling bertikai untuk, paling
tidak pada tataran minimal, menyerukan adanya saling percaya dan saling
menghormati.21
Pembahasan keempat, menyangkut penanggulangan radikalisme
dan stabilitas nasional. Kekerasan politik-agama (radikalisme) dalam
kerusuhan dipengaruhi secara bersamaan oleh tekanan struktur sosial
yang menghimpit mereka dalam kehidupan sehari-hari akibat
perlakuan yang tidak adil, tidak jujur, serta m otivasi dan kepentingan
pribadi yang bersangkutan. Akumulasi kemarahan dan frustasi di tengah
kehidupan sehari-hari, di samping emotional illiteracy (buta emosi) dan
ketidakmampuan mengekspresikan emosi secara cerdas serta cara yang
ditempuh ternyata tidak membuahkan hasil, telah dibelokkan menjadi
kekerasan massa (deflected aggression) terhadap sasaran-sasaran utama
yang sudah ditentukan sebelumnya (precipitating factor).22
21 Lihat HAR Gibb, Aliran-aliran Modern dalam Islam, Jakarta, Rajawali Press, 1995, hal
22 204.
Ibid hal 4.

