Page 15 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 15

BAB II

                                    LANDASAN PEMIKIRAN

6. Umum

      Konflik merupakan bagian dari dinamika kehidupan yang terjadi karena
adanya interaksi sosial3. Konflik dapat ditemukan di seluruh bidang
kehidupan manusia, mulai dalam lingkungan terkecil keluarga,
pertengkaran antar adik dengan kakak, antara anak dengan ayah, antara
suami dengan istri; dalam lingkungan bertetangga antara tetangga dekat,
antar kampung, dalam lingkungan kerja antara atasan dengan bawahan,
antar rekan kerja, dalam kepemerintahan antar instansi atau antar
lembaga, antar daerah otonomi, antar pusat dan daerah, bahkan antara
suatu negara dengan negara lainnya. Sepanjang manusia berinteraksi
dengan manusia lainnya maka konflik itu hampir pasti akan terjadi. Hampir
pasti akan terjadinya konflik dalam interaksi sosial, menurut Dean G. Pruit
dan Jeffrey Z. Rubin, dikarenakan tidak setiap interaksi perlu melibatkan
konflik. Orang pada umumnya mampu bergaul dengan baik dengan orang-
orang, kelompok maupun organisasi lain; pergaulan itu mereka lakukan
dengan penuh perhatian, kemauan untuk membantu, dan keterampilan
sedemikian rupa sehingga hanya sedikit terjadi konflik di dalamnya.
Bilamana konflik itu memang te rja d im a k a lebih sering konflik itu dapat
diatasi daripada tidak, bahkan dapat diselesaikan dengan sedikit masalah
dan dapat memuaskan semua pihak4

      3 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, edisi baru keempat. Cetakan XXI,
Jakarta :PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 1995. H. 67, 76. Interaksi sosial adalah kunci
dari semua kehidupan sosial, oleh karena tanpa interaksi sosial, tak akan mungkin ada
kehidupan bersama. Bertemunya orang peroarangan secara badaniah belaka tidak akan
menghasilkan pergaulan hidup dalam suatu kelompok sosial. Pergaulan hidup semacam
itu baru akan terjadi apabila orang-orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia
bekerja sama, saling berbicara dan seterusnya untuk mencapai suatu tujuan bersama,
mengadakan persaingan, pertikaian dan lain sebagainya. Maka dapat dikatakan bahwa
interaksi sosial adalah dasar proses sosial, pengertian mana menunjuk pada hubungan-
hubungan sosial yang dinamis. Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama
(cooperation) persaingan (com petition) dan bahkan dapat juga berbentuk pertentangan
atau pertikaian (conflict).

      4 Pruit & Rubin, Teori Konflik Sosial, alih bahasa Helly P. Soejipto & Sri M Soejipto.
Cetakan I, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2004. H.13

                                                          11
   10   11   12   13   14   15   16   17   18