Page 16 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 16

b. Senia Febrica dalam artikelnya berjudul "S ecuritizing
           Terrorism in Southeast Asia: Accounting fo r Varying Responses o f
          Singapore and In don esia21, berusaha membandingkan kesuksesan
          proses "sekuritisasi" isu terorisme di Singapura dan Indonesia212.
          Artikel ini berkesimpulan bahwa proses "sekuritisasi" di Singapura
          lebih berhasil dibandingkan di Indonesia. Hal ini karena adanya
          perbedaan kondisi politik di kedua negara. Kondisi politik domestik
          Indonesia yang mengadopsi sistem yang pluralistik menyebabkan
          pemerintah yang berkuasa menghadapi batasan-batasan dari opini
          publik. Kondisi ini relatif tidak dialami Singapura yang memiliki
          pemerintahan yang kuat, tanpa ada oposisi yang berarti.

                     Artikel ini mendeskripsikan kompleksitas masalah
          pemberantasan terorisme di Indonesia. Pemerintah Indonesia harus
          berhati-hati dalam melakukan usaha penanggulangan terorisme,
          terutama dengan menekankan bahwa pemberantasan terorisme
          bukanlah perang melawan Islam. Karena hal inilah yang sering
          dipakai kelompok-kelompok radikal untuk melakukan propaganda
          dan mendiskreditkan pemerintah.

          c. Dr. Edoe Toet Hendratno, dalam bukunya Negara Kesatuan,
          Desentralisasi dan Federalisme23 menjelaskan bahwa Otonomi
          Daerah yang dipraktekkan Indonesia sejak tahun 1999 menerapkan
          beberapa prinsip-prinsip federalisme, diantaranya adalah
          diterapkannya prinsip penyerahan sisa kewenangan (the reserve o f
          pow er) kepada Daerah dan sistem pemilihan langsung Kepala dan

21 Senia Febrica, Securitizing Terrorism in Southeast Asia: Accounting fo r the Varying
Responses o f Singapore and Indonesia, A sian Survey, Vol.50 No.3, tahun 2010 him 569-
590
^ e o r i sekuritisasi ini digagas oleh Barry Buzan dkk.M enurut Buzan dkk, sekuritisasi
adalah "a p ro cess o f nam ing a p a rticu la r issue a s a se cu rity concern, through th e use o f
the language o f se cu rity a n d a corresponding p lo t th a t e n ta ils an e xiste n tia l th reat'. U ntuk
penjelasan secara kom prehensif m engenai teori sekuritisasi yang digagas Prof.Barry Buzan
dkk, lih at Barry Buzan, O le W aever, and Jaap de W ilde, Security: A N ew Fram ew orkfor
Analysis (Boulder, Colo.: Lynne Rienner, 1998)
23 Edoe T o et H endratno, N egara Kesatuan, D esentralisasi, dan Federalism e (Jakarta,
Penerbit U niversitas Pancasila, 2009)

                                     18
   11   12   13   14   15   16   17