Page 14 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 14

78

                                                            BAB VI

 KO NSEPSI P E LA K S A N A A N PEM BA NG UNA N SO SIA L-EK O N O M I DI W ILAYA H
 PERB ATASAN IN D O N E S IA -M A LA Y S IA G U N A M ENING KATKAN KO M UNIKASI

                      P O L IT IK D A LA M R A NG KA KETAH ANA N NA SIO NAL

24. Um um .
          Sesuai sem angat kebersam aan menuju Komuniti Asean dalam kelompok

negara ASEA N dengan diaw ali dasar luar Indonesia yaitu memelihara ketertiban
serta perdam aian dunia dan dasar luar M alaysia yaitu ‘Prosper Thy Neighbour1,
maka tidak m encam puri urusan negara lain dan memakmurkan negara tetangga
adalah m enjadi keutam aan antara kedua negara. Pembangunan sosial-ekonomi
merupakan satu pendekatan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia
khususnya m asyarakat di w ilayah perbatasan secara berkelanjutan dengan
m em anfaatkan ilm u pengetahuan dan teknologi sesuai dengan perkembangan
lingkungan strategis yang kini bersifat globalisasi ataupun dunia tanpa batas
(borderless w orld). Sesuai perkem bangan ini, maka pembangunan yang ingin
dimajukan seharusnya m elihat akan ancam an, tantangan, hambatan, dan gangguan
yang akan m em pengaruhi persekitaran wilayah perbatasan. Keberhasilan
pembangunan sosial-ekonom i di wilayah perbatasan dalam mencapai tujuan dan
cita-cita nasional kedua negara, am atlah ditentukan oleh kondisi m asyarakat yang
berada di kaw asan ini dan juga tahap pelaksanaan pembangunan sosial-ekonomi
yang terkesan langsung terhadap m asyarakat perbatasan.

          M akanya sasaran di penghujung dari konsepsi pembangunan sosial-ekonomi
di wilayah perbatasan secara umumnya adalah tercapainya tingkat kehidupan penuh
kesempurnaan bagi m asyarakat perbatasan yang terarah dengan meningkatnya
kemudahan infrastruktur di kawasan perbatasan Indonesia; meningkatnya
kesejahteraan m asyarakat di kawasan perbatasan Indonesia; dan meningkatnya
kualitas SDM m asyarakat di kawasan perbatasan Indonesia.

          Kondisi geografis w ilayah perbatasan yang bergunung-ganang serta
ditumbuhi dengan hutan tebal telah menimbulkan permasalahan aksesibilitas
kepada kaw asan penem patan m asyarakat perbatasan dan ditambah pula dengan
penempatan yang tidak m erata telah mengakibatkan kawasan perbatasan ini
menjadi daerah yang terisolir, terkebelakang dan miskin. M anakala kondisi
demografis yang m asyarakatnya terdiri dari beraneka ragam suku bangsa dan
   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18