Page 15 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 15

43

Indonesia telah berperan aktif dalam perundingan dan turut meratifikasi
beberapa persetujuan perdagangan internasional, terutama dalam WTO.
Dampak dari keputusan tersebut sangat terasa pada kondisi beberapa jenis
pangan nasional dewasa ini. Yakni melimpahnya bahan pangan yang masuk
ke Indonesia, yang menghambat pertumbuhan pangan Indonesia karena daya
saingnya kalah. Meskipun di sisi lain banyak juga komoditas pangan Indonesia
yang berhasil diekspor secara rutin.

         Banyak pengamat berpendapat bahwa globalisasi menyebabkan
instabilitas di beberapa negara berkembang termasuk Indonesia, bahkan
secara dramatis meningkatkan ketidakmerataan antar negara di dalam suatu
kawasan. Southeast Asia Council for Food Security and Fair Trade secara
tegas menyatakan, bahwa gerakan globalisasi telah banyak membawa
keuntungan bagi negara-negara maju, dan mengakibatkan kesengsaraan bagi
negara-negara berkembang. Peta perdagangan komoditas pertanian dunia,
menjadi makin tidak simetris karena subsidi yang diberikan oleh negara-
negara maju kepada para petani sangat besar, akibat posisi politik mereka
yang amat strategis. Negara negara maju seperti Amerika Serikat yang
merupakan produsen terbesar untuk komoditas gandum dan kedelai dunia
bisa mengekspor secara mudah ke Indonesia hingga tersebar ke seluruh
pelosok daerah, karena Indonesia memang sangat tergantung kepada
komoditas pangan tersebut. Padahal ketegantungan kepada suatu komoditas
pangan merupakan hal yang riskan, apabila suatu saat pasokannya
terganggu, maka bisa menimbulkan krisis pangan di Indonesia.

         Bertambahnya jumlah penduduk dunia, ketidakpastian politik dunia,
perubahan iklim dan cuaca yang tak menentu akibat pemanasan global
merupakan beberapa hal yang perlu diwaspadai dalam hal produksi pangan.
Demikian juga mengenai struktur pertanian berubah secara cepat di banyak
negara disebabkan tenaga kerja di sektor pertanian umumnya sudah tua
sementara yang muda sudah tidak tertarik lagi, melemahnya dukungan pada
sektor pertanian, pertumbuhan tenaga kerja yang makin kecil dan menurunnya
biaya modal relatif terhadap tenaga kerja, skala usaha pertanian rumah tangga
   10   11   12   13   14   15   16   17   18