Page 10 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 10

40

         mudah mengantisipasi dan melakukan tindakan setiap ada informasi
         cuaca.

                   Sementara di Indonesia yang terjadi adalah petani terlanjur
         menanam, padahal cuaca sudah tidak memungkinkan lagi bagi mereka
         untuk menanam, karena minimnya informasi tentang cuaca yang
         diberikan oleh Pemerintah. Akibatnya, dana besar sudah digunakan
         untuk usaha tani, namun dalam beberapa minggu sudah kering
         sehingga mati. Investasi petani menjadi sia-sia. Kenyataan itu masih
         ditambah nasib petani yang selalu dirugikan, seolah tak ada
         keberpihakan Pemerintah terhadap petani Beberapa fenomena cukup
         menunjukkan kegetiran nasib petani dengan sangat jelas, misalnya,
         mulai dari naiknya harga pupuk, gagal panen akibat banjir dan
         kekeringan, minimnya bantuan permodalan hingga harga gabah yang
         anjlok di musim panen. Karena didesak kebutuhan ekonomi, maka
         meskipun' harga gabah mengalami penurunan harga para petani
         terpaksa menjualnya.

         Demikianlah uraian tentang produk pangan lokal saat ini dengan
beberapa permasalahan yang dihadapi sehingga belum bisa mengurangi
ketergantungan pangan impor dalam rangka kemandirian bangsa. Apabila
kemandirian bangsa belum bisa diperoleh, maka akan sangat membahayakan
kepada Ketahanan Nasional. Sebagaimana diketahui bahwa Ketahanan
Nasional merupakan suatu hal yang menjadi cita-cita luhur dari seluruh rakyat
Indonesia sejak awal proklamasi kemerdekaan. Untuk itu agar penanganan
dan pemberdayaan produk pangan lokal lebih dapat mengurangi
ketergantungan impor pangan perlu kiranya diketahui perkembangan
lingkungan strategis beserta peluang dan kendalanya sebagaimana ulasan
pada bab berikut, agar dapat disusun strategi dan upaya yang logis dan
realistis dalam mengoptimalkan produksi pangan lokal sebagaimana yang
diharapkan.
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15