Page 17 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 17
31
kenaikan NTP sebesar 0,28% tersebut belum menunjukkan ada
peningkatan kesejahteraan petani secara berarti karena kenaikannya
jauh di bawah tingkat inflasi periode Agustus yang mencapai 0,95%.
Hal ini menunjukkan bahwa secara riil, petani yang identik
dengan kelas bawah belum merasakan betul dampak dari kenaikan
NTP tersebut. Meskipun demikian, data di atas mengindikasikan bahwa
upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
petani sudah berada pada jalur yang benar.
Walaupun tingkat kesejahteraan petani cenderung meningkat,
namun pada kenyataannya sampai saat ini sebagian besar dari petani
kita masih banyak yang tergolong miskin. Berdasarkan data BPS, pada
Maret 2012, sekitar 63 persen (18,48 juta orang) dari 29,13 juta
penduduk miskin negeri ini tinggal di pedesaan. Maka mudah diduga,
bahwa sebagian besar mereka adalah tani dan buruh tani.
13. Implikasi Kesejahteraan Petani Terhadap Ketahanan Pangan dan
Kemandirian Bangsa.
a. Implikasi Kesejahteraan Petani Terhadap Ketahanan Pangan
Ketahanan pangan nasional sangat tergantung dari kecukupan
produksi, distribusi dan konsumsi pangan untuk tingkat kebutuhan
rumah tangga. Salah satu komponen dalam meningkatkan produksi
pertanian adalah petani, apabila petani masih dalam belenggu
kemiskinan, maka mereka akan tetap kurang memiliki kemampuan
yang maksimal dalam memproduksi hasil pertaniannya, karena hal ini
dihadapkan dengan berbagai keterbatasan yang mereka miliki, baik dari
segi modal, SDM, alat peralatan, teknologi dan lain sebagainya. Kondisi
ini akan membuat ketahanan pangan menjadi tidak stabil, karena
lemahnya produksi pangan yang dihasilkan oleh para petani.
Demikan pula akses mereka untuk mengkonsumsi pangan,
karena penghasilan yang sangat terbatas, maka akses mereka untuk
membeli pangan pun akan sangat rendah, hal ini akan menimbulkan