Page 14 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 14
28
meskipun terdapat penurunan produksi pada komoditi kedelai dari 808
ribu ton biji kering tahun 2005 menjadi 783 ribu ton biji kering pada
tahun 2012 (Angka Sementara) atau mengalami penurunan rata-rata
pertahunnya sebesar -7,9 % dan produksi kacang hijau mengalami
penurunan dari 321 ribu ton biji kering tahun 2005 menjadi 285 ribu ton
biji kering pada tahun 2012 (Angka Sementara) atau mengalami
penurunan rata-rata pertahunnya sebesar-14,48 %.
Meskipun selama periode tahun 2005 - 2012 secara umum
produksi tanaman pangan nasional pada beberapa komoditas utama
pertanian terjadi peningkatan, namun masih belum dapat menjamin
ketahanan pangan nasional. Hal terlihat di beberapa daerah di negara
kita masih berpotensi rawan pangan. Menurut Pusat Ketersediaan dan
Kerawanan Pangan Kementerian Pertanian mencatat 100 kabupaten
dari 349 kabupaten di Indonesia berpotensi rawan pangan. 100
kabupaten tersebut tersebar di beberapa provinsi, seperti Nusa
Tenggara Timur, Papua, Kalimantan Barat, Kalimantah Tengah,
Sulawesi, Maluku dan Jawa Timur. Kabupaten yang memiliki tingkat
sangat rawan pangan berada di Papua sebanyak 9 kabupaten dan
Nusa Tenggara Timur sebanyak 12 kabupaten.24
Selain itu peningkatan komoditas utama tanaman pangan
tersebut, juga belum dapat mencukupi secara mandiri kebutuhan
pangan nasional, misalnya beras. Sampai saat ini Indonesia masih
menjadi negara pengimpor beras. Untuk kurun tahun 2011 saja, angka
impor beras Indonesia mencapai 2,5 juta ton seharga US$ 1,3 Miliar
setara dengan Rp. 11,7 Triliun, sedangkan untuk tahun 2012, Indonesia
juga mengimpor beras sebanyak 20.000 ton dari Kamboja.25 Bahkan
24 Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Kementerian Pertanian 2011
Suadi, Ironi Negeri Penghasil Beras Mengimport Beras,
http://www.analisadaily. com/news/read/2012