Page 16 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 16
56
ketersediaan informasi cuaca yang memadai. Metode pengairan yang
efisien perlu dimanfaatkan untuk menjamin ketersediaan air guna
mengairi lahan-lahan pertanian secara berkelanjutan. Begitu juga
dalam pengoperasian dan pemeliharaannya agar selalu bisa mengairi
lahan-lahan pertanian pangan secara terus-menerus, sehingga makin
kedepan pengelolaan pengairan untuk lahan-lahan pertanian pangan
harus lebih tertib dan teratur yang didukung dengan anggaran
pembangunan dan pemeliharaan yang memadai.
c. Sumber Daya Manusia. Pengelolaan kekayaan lahan yang
sangat luas memerlukan sumberdaya manusia profesional, seperti
berpendidikan, memiliki ketrampilan yang memadai dan terpenuhi
kebutuhan hidupnya. Berdasarkan data dari BPS, jumlah penduduk
Indonesia sampai tahun 2010 sudah mencapai 237,6 juta orang. Dari
jumlah tersebut menurut BPS menyatakan tingkat pengangguran
terbuka di Indonesia pada Februari 2012 mencapai 6,32% atau 7,61
juta orang. Sedangkan Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada
Maret 2012 mencapai 29,13 juta orang. Jumlah angka-angka tersebut
secara bertahap harus makin berkurang. Hal ini berarti dari 29,13
orang miskin dan 7,61 juta orang pengengguran dapat dibina menjadi
petani yang mampu menggarap/mengolah lahan-lahan pertanian yang
ada di daerah-daerah dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan.
Agar Pemerintah secara efektif dapat membina penduduk miskin
dan pengangguran menjadi petani yang profesional, maka para
pejabat pemerintah harus paham dan sadar terlebih dahulu terhadap
pentingnya program pembangunan ketahanan pangan. Pemerintah
juga harus memiliki tenaga penyuluh yang profesional untuk membina
para petani, terutama yang berasal dari penduduk miskin dan
pengangguran. Kegiatan penyuluhan kepada kelompok-kelompok tani
di desa harus dapat dilakukan secara intensif dan terprogram dengan
baik, sehingga mereka dalam menggarap/mengolah lahan
pertaniannya dengan hasil yang meningkat. Perluasan wawasan,
pengembangan kreativitas dan kebanggaan terhadap para petani,