Page 3 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 3
57
vitas, dan kehematan dalam politik pembanguan bidang pembe
rantasan illegal fishing, akan menghemat APBN maupun sumber
dana dan sumber daya lainnya, namun dapat meningkatkan ki
nerja secara nyata dalam memberantas illegal fishing. Selain itu,
keterbatasan kapasitas dan kapabilitas masing-masing sektor/
institusi diharapkan dapat diatasi.
Optimalisasi operasi kapal-kapal patroli TNI-AL untuk men
dukung kapal-kapal pengawas perikanan dalam melakukan pe
ngawasan untuk memberantas illegal fishing. Terbatasnya logis
tik kapal pengawas TNI-AL, selain digunakan untuk menjaga dan
mempertahankan kedaulatan NKRI, dapat juga digunakan untuk
mendukung penyelenggaraan pengawasan SKA perikanan oleh
DJPSDKP-KKP. Berkurangnya operasi pengawasan illegal fish
ing secara mandiri oleh TNI-AL akan dapat mengurangi beban
hutang bahan bakar minyak (BBM) TNI-AL kepada PERTAMI
NA36, dan alokasi anggaran yang tersedia tetap dapat dimanfaat
kan untuk mendukung pemberantasan illegal fishing.
4) Aspek Sosial-Budaya
Penyelenggaraan SISMENNAS yang optimal, dengan pro
ses TPKB yang dapat mengakomodasikan aspirasi dan kepen
tingan masyarakat di dalam pemberantasan illegal fishing, men
jadi pembelajaran politik bagi masyarakat untuk mendukung
upaya pemerintah dalam mewujudkan politik pembangunan bi
dang pemberantasan illegal fishing. Kondisi ini akan mendorong
terciptanya tertib sosial di kalangan pemangku kepentingan di
sektor perikanan.
5) Aspek Pertahanan dan Keamanan
Tertib hukum yang dapat diwujudkan melalui optimalisasi
penyelenggaraan SISMENNAS, akan meningkatkan kewibawa
an pemerintah di mata negara lain, dalam menjaga kedaulatan
dan melindungi segala potensi yang ada di dalamnya. Melalui
Hutang BBM TNI ke PERTAMINA per-9 November 2009 mencapai sekitar Rp 7,135
triliun (Kompas, Jumat, 13 November 2009), diunduh 12 Agustus 2012..