Page 4 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 4

20

               Amerika bermunculan pula gerakan-gerakan kebangsaan, dan segera
               menjaiar ke Asia. Nasionaiisme sebagai ideoiogi yang dapat mempersatukan
               banyak orang di negeri-negeri jajahan dalam menentang kolonialisme.

                         Hans Konn menyatakan yang disebut bangsa iaian himpunan
              komunitas yang memiliki persamaan bahasa, ras, agama dan peradaban.
              Mereka hidup tumbuh dan berkembang, karena adanya unsur-unsur dan
             akar-akar sejarah yang membentuknya. Teori lain dikemukakan oleh Ernest
             Renan sebagai "asas kerokhanian yang sama" dan oleh Friedrich Razel
             disebut "geopolitik".3

                        Di antara teori-teori yang telah disebutkan itu, yang sangat
             berpengaruh pada pemikiran tokoh-tokoh gerakan kebangsaan Indonesia
            termasuk Sukarno dan Hatta ialah teori Ernest Renan. Unsur-unsur
            nasionaiisme Indonesia daiam manifesto Perhimpunan Indonesia dan Sumpah
            Pemuda 1928, mencakup kesatuan, kebebasan, kesamaan, kepribadian,
            menegakkan harga d iri.4

  10. Tinjauan Pustaka.

           a. Tujuan Peiajaran Sejarah Indonesia.

                      Sejarah Indonesia adalah bagian dari sejarah manusia, yaitu riwayat
           manusia Indonesia di wiiayan tanah air Indonesia. Daiam Sejarah Indonesia,
           manusia Indonesia menjadi inti dengan corak ragam manusia Indonesia yang
           tersebar di kepulauan Indonesia harus memperoleh perhatian yang
           secukupnya. Demikian pula kedudukan manusia Indonesia di Asia, maupun
           di dunia raya, harus diperhatikan dari sudut ke-Indonesiaan, harus Indonesia-
          sentris pada khususnya dan Asia-sentris pada umumnya.5

            3 Lihat lebih lanjut pemikiran Ernest Renan dan Friedrich Razel.
            4 Uraian lebih lengkap terdapat dalam nasionalisme Indonesia.
            5 tulisan G eschiedenis van N ededandsche-Indie oleh Stapel dikritik J.C van Leur dengan
ungkapan"jangan melihat kehidupan masyarakat hanya dari atas geladak kapal saja", artinya jangan
   1   2   3   4   5   6   7   8   9