Page 15 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 15

LAMPIRAN VIII.

Impor Kedelai Buktikan Kebijakan Pangan RI
Reaktif

Gina Nur Maftuhah - Okezone
Kamis, 26 Juli 2012 12:14 wib

Ilustrasi
JAKARTA - Langkah membebaskan bea masuk kedelai nol persen sampai akhir
tahun dan memfasilitasi koperasi para pengrajin tahu dan tempe untuk mengimpor
langsung ke negara penghasil kedelai menunjukan kebijakan pangan pemerintah
yang reaktif dan grand desain tata niaga pertanian yang buruk.
Anggota DPR RI Komisi IV Mamur Hasanuddin menyebut kebijakan tersebut
hanya mampu meredam gejolak kedelai dalam jangka pendek.
"Pembebasan bea masuk hanya menguntungkan importir sama sekali tidak
memberikan keuntungan bagi petani lokal. Selama pemerintah tidak
menyelesaikan masalah penambahan lahan pertanian dan insentif bagi petani
kedelai dalam mendorong peningkatan produksi importasi akan terus terjadi," ujar
dia dalam siaran pers, Kamis (26/7/2012).
Situasi ini, tambah dia, menegaskan impor tidak dapat dijadikan penopang utama
dalam pemenuhan komoditas pangan nasional. Di sisi lain, hai ini juga
 memberikan gambaran jelas bahwa pemerintah tidak pernah serius dalam
 mendorong swasembada kedelai dan sektor pertanian secara umum.
 "Produksi kedelai lokal selama ini bagus tetapi petani tidak pernah mendapatkan
 manfaat dari capaian tersebut. Hal ini terjadi karena tata niaga yang buruk dari
 pemerintah menyebabkan kedelai lokal lebih mahal dibandingkan kedelai impor,"
 tambahnya.
   10   11   12   13   14   15   16