Page 16 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 16
86
11) Kepolisian membantu individu dan kelompok rentan
untuk meninggalkan kekerasan ekstremisme, baik itu dengan
mengusulkan strategi keluar atau program de-ekstremisme.
Agar lebih efektif harus sering dilakukan kerjasama antara
beberapa aktor. Misalnya, kerjasama yang lebih erat antara
petugas berwenang dan berbagai pihak agar mampu
membangun hubungan kerja yang lebih amanah.
12) Kepolisian melibatkan mantan ekstremis untuk
mendekonstruksi narasi kekerasan ekstremis. Mantan
ekstremis asing atau mantan ekstremis secara umum dapat
membawa pesan yang kuat karena mereka memiliki
pengalaman pribadi untuk berbagi diantara mereka sendiri.
Misalnya, mantan pejuang dapat menjelaskan tentang realitas
perang dan kamp-kamp pelatihan teroris seperti yang
dibayangkan oleh orang-orang tentang keadaan
sesungguhnya. Akan bermakna pesan yang lebih kuat saat
dikirim oleh sutradara kepada para penontonnya.
13) Pendidikan dan pelatihan setiap anggota kepolisian
dengan menyertakan kurikulum pelatihan di semua Institusi
pendidikan polisi khusus untuk memerangi pemikiran
ekstrimisme agama dan efek negatifnya. Menyertakan
kurikulum pelatihan di semua Institusi pendidikan khusus
untuk memerangi pemikiran ini dan efek negatifnya.
14) Pendidikan dan pelatihan aparatur negara ke jenjang
kualifikasi yang lebih tinggi, berusaha mengeliminir sikap
ekstremisme terhadap tindakan yang dilakukan oieh
pemerintah dan instansi terkait untuk memerangi ekstremisme
dan terorisme, sehingga mengubah rencana ekstremisme dan
terorisme serta penggunaan metode inovatif dan teknologi.
15) Merehabilitasi intelektual tahanan ekstremis ideologi di
penjara untuk memperbaiki kesalahpahaman mereka dan