Page 8 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 8
38
Keadaan perbatasan RDTL sebagaimana diuraikan diatas memiliki
peran yang sangat strategis dimana sebagai pintu gerbang negara, segala
kegiatan di wilayah perbatasan dapat mempengaruhi kedaulatan dan
yuridiksi negara baik di darat maupun di laut, serta mempunyai dampak
yang positif maupun negatif terhadap kondisi pertahanan dan keamanan
yang kemudian berimplikasi terhadap stabilitas nasional dan regional,
tergantung kepada bagaimana kedua negara menangganinya. Berikut ini
beberapa permasalahan yang berimplikasi negatif jika tidak mendapatkan
penyelesaian yang efektif.
Pertama, Ketidakjelasan demarkasi darat dan laut merupakan salah
satu faktor potensial yang memicu konflik antar warga kedua negara yang
tinggal di wilayah perbatasan. Gangguan keamanan pernah terjadi di
beberapa bagian wilayah atau segmen bermasalah secara sporadis dan
berulang. Hal ini mengindikasikan bahwa ketidakjelasan batas darat
maupun laut antara Indonesia dan Timor Leste. sewaktu-waktu meletupkan
perselisihan, pertikaian dan konflik baik antara masyarakat dengan aparat,
seperti:
a) Insident yang terjadi tanggal 6 Januari 2006 tepat di tepian sungai
Malibaka insident ini terjadi ketika pasukan UPF (Unidade Patroilhamento
Policia) menemak mati tiga WNI eks pengungsi yang tinggal di dusun
Sikutren Desa Rote, Kecamatan Raihat, kabupaten Belu. Menurut pihak
Timor Leste, mereka ditembak karena melintas perbatasan secara illegal
dan mereka adalah eks milisi yang sering melakukan infiltrasi ke wilayah
Timor Leste. Namun namun pihak Rl menyatakan bahwa mereka tidak
nelakukan aktivitas mencari ikan di sungai Malibaka.
b) Insident berdarah lainnya terjadi pada bulam September 2003 dan
Oktober 2005 adalah konflik pertanahan di daerah Passabe- Miomaffe
sebagai akibat ketidak jelasan garis batas darat antara kedua negara.
Selama periode ini terjadi sembilan kali insident, dimana ratusan penduduk
desa yang tinggal saling bersebelehan di kawasan perbatasan Timor Barat
dan kabupaten Oecusse saling melakukan pembakaran ladang dan gubuk-
gubuk serta menyerang satu sama lainnya dengan lemparan batu.