Page 6 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 6

tidakmemungkinkan terjadinya proses rekrutmen secara terbuka dan
         partisipatif.39

                   Masyarakat umum maupun para politisi saat ini cenderung
         memandang politik sebagai kancah yang tidak ada nilai-nilai
         moralitasnya. Semua kegiatan politik dilaksanakan semata-mata untuk
         kepentingan pragmatis sesaat, baik itu kepentingan individu maupun
         kelompoknya saja. Kegiatan politik hanya dijadikan sebagai jalan untuk
         mendapatkan kekuasaan tanpa memikirkan perlunya mewujudkan
         kesejahteraan rakyat. Masyarakat pemilih juga kurang peduli tentang
         kualitas calon pemimpin yang harus dipilihnya, mereka cenderung
         memilih siapa yang populer menurut pandangannya ataupun siapa
         yang memberi materil lebih.

                   Permasalahan kisruh yang terjadi dalam Pemilu/Pemilukada
         misalnya banyak diakibatkan karena rendahnya tingkat kesadaran ,
         pengetahuan politik dan kedewasaan rakyat (akibat kurangnya
         pemahaman politik masyarakat) dalam mengikuti proses politik,
         kekerasan dan pelanggaran terjadi karena masyarakat pemilih sering
         tidak rasional, sangat emosional, dan mudah terhasut, sehingga dapat
         mengakibatkan stabilitas keamanan terganggu.40

                   Maka tidak mengherankan ketika seorang ahli komunikasi politik
         Harold Laswell mengatakan bahwa politik semata-mata hanya
         berbicara tentang “siapa mendapat apa, kapan, dan bagaimana? {who
         gets what, when and how?)". Kalimat ini kemudian cenderung dimaknai
         dalam bentuk yang negatif karena hanya dikaitkan dengan kepentingan

           39 Problematika Rekrutmen Politik Dalam Sistem Politik Indonesia,
http://tifiacerdikia.wordpress.com/lecture/lecture-4/politik/problematika-rekrutmen-politik-
dalam-sistem-politik-indonesia/. diunduh Sabtu, 6 JULi 2013 pk. 15.23 WIB

            40 Hanta Yuda AR, Politik Indonesia 2009: Parpol, Pemilu, Koalisi Pemerintahan dan Prospek
Demokrasi, dalam Indonesian Report 2009, Jakarta, The Indonesian Institute: Centerfo r Public Policy
Research, 2010, halaman 79

                                                                   36
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11