Page 17 - Perpustakaan Lemhannas RI

71

jihadis123. Meskipun program deradikalisasi berjalan di penjara
Indonesia tidak juga didanai dan komprehensif seperti di pusat
rehabilitasi Saudi, pembentukan pelatihan kejuruan bagi para
tahanan teroris memiliki pengaruh yang besar dalam
mengembangkan keterampilan dalam mendorong para tahanan
teroris untuk menjadi aktif, produktif dan berguna bagi
masyarakat.

Meskipun keberhasilan yang diinginkan dari program de-radikalisasi
belum dapat tercapai karena beberapa alasan seperti penolakan program
tersebut oleh beberapa komunitas Muslim, asyarakat Muslim berpendapat
bahwa program tersebut ditargetkan untuk menekan muslim dan
membasmi prinsip-prinsip dalam Hukum Syariat. Selain itu, terdapat
beberapa faktor lain seperti kepadatan penduduk, korupsi, keterbatasan
fasilitas dan sumber daya manusia yang terbatas baik secara kuantitas
maupun kualitas dalam penjara membuat lebih sulit dalam mencapai tujuan
de-radikalisasi para tahanan teroris. Penjara tertentu bahkan dianggap
sebagai semacam tempat merekrut anggota teroris pemula.

Namun. denoan perbaikan terus-menerus dan konsisten. terdapat
kemunakinan besar bahwa upava-upava tersebut akan berhasil. Karena
sebagai konseo. program ini sanqat praktis dan baik sehingqa dapat ditiru
oleh neqara-neqara lain denqan perubahan vanq disesuaikan denqan
linqkunqan mereka yang khas.

Di Pakistan program serupa juga sedang diformulasikan untuk de-
radikalisasi anggota radikal organisasi teroris. Namun, hasilnya tidak
seperti yang diinginkan karena kegiatan yang aktif masih terjadi di
beberapa daerah dan gerakan radikal masih memiliki beberapa basis aman
untuk melindungi anggota mereka.

123 Christopher Boucek, Saudi Arabia’s “Soft" Counter-Terrorism Strategy: Prevention,
Rehabilitation, and After care.

• rzrneaieenaowmem.ora/Tiies/CD^y boucek saudi final.pdf, diakses 17 June, 2013