Page 17 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 17

3

3.67, yang berarti masuk dalam klasifikasi cukup harmonis.2 Akan tetapi,
kalau kita cermati kenyataan hidup sehari-hari, dapat dikatakan belum ada
kehidupan yang harmonis. Bisa saja warga masyarakat tampak harmonis,
tetapi tidak ada komunikasi di antara mereka. Itu berarti bahwa ‘kerukunan'
mereka adalah kerukunan pasif, bahkan dapat dikatakan sebagai
kerukunan semu. Padahal, yang kita perlukan adalah kerukunan aktif.
Sebagai suatu bangsa yang penduduknya multiagama, seharusnya
Indonesia membangun kerjasama dan partisipasi aktif dalam segala hal.

         Adanya sikap kerukunan semu berpotensi menimbulkan konflik.
Sikap kerukunan semu dapat diindikasikan dengan sikap tertutup dan
saling curiga. Agama yang sejatinya ditujukan untuk menciptakan
keserasian antar-makhluk Tuhan menjadi sulit untuk mewujudkannya
akibat sikap tertutup dan saling curiga antar-umat beragama. Kegiatan
yang dijalankan oleh sekelompok umat dianggap sebagai sebuah ancaman
bagi agama lain. Sebagai contoh, pendirian rumah ibadat dianggap suatu
ekspansi yang akan merugikan agama lain. Pendirian rumah ibadat, yang
ditujukan sebagai sumber kemaslahatan, malah menjadi sumber sengketa
dan pertentangan.

         Perbedaan konsepsi di antara kelompok-kelompok agama yang ada
adalah sebuah realitas yang tidak dapat dimungkiri oleh siapapun.
Perbedaan atau bahkan benturan terjadi pada hampir semua aspek agama,
baik di bidang konsepsi tentang Tuhan maupun konsepsi pengaturan
kehidupan. Hal ini, dalam prakteknya, sering memicu konflik fisik antara
umat beragama yang berakibat pada kurangnya harmonisasi kehidupan
beragama.

         Kurangnya harmonisasi kehidupan beragama dapat disebabkan oleh
implementasi nilai-nilai Pancasila yang belum dipahami dan dilaksanakan
dengan benar. Karena sebagai falsafah hidup, seharusnya implementasi
nilai-nilai Pancasila mampu menuntun masing-masing warga bangsa
mengakui Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta dan tujuan akhir, baik
dalam hati dan kata-kata, maupun dalam perilaku sehari-hari.

2 Hasil Penelitian Survei Nasional Kerukunan Umat Beragama, Puslitbang Kehidupan Keagamaan,
  Badan Litbang dan Diktat Kementerian Agama, Tahun 2012
   12   13   14   15   16   17   18   19   20