Page 5 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 5
21
keep down mischief) dan, menekan kerugian /biaya sekecil-kecilnya
( to act the least expense )”.13
10. Tinjauan Pustaka.
Tulisan dari A.M Hendropriyono mantan Kepala Badan Intelijen
Nagara ( BIN ) dalam di Era Presiden Megawati Soekamoputri, dalam
bukunya, “Terorisme Fundamentalisme, Kristen, Yahudi, Islam”14 menekan
bahwa disamping faktor ketidakadilan global terhada negara-negara
Muslim seperti yang dilakukan oleh mantan Presiden Amerika Serikat
George Walker Bush, maka salah satunya kelompok Wahabisme
kontemporer yang menyuburkan lahirnya gerakan-gerakan yang
mendorong tindakan terorisme. Kelompok Wahabisme ini disatu sisi
mengembangkan puritanisme dan disisi lain juga mengembangkan sikap
ekstrimisme dan kelompok ini melahirkan orang-orang seperti Osama Bin
Laden yang terlibat dalam jaringan terorisme Internasional, wahabisme ini
mengajarkan ketaatan agama dan sekaligus tindak kekerasan. Dalam buku
ini juga digambarkan bahwa keamanan global semakin terancam oleh
tindakan terorisme yang dilancarkan dua kutub yang saling berhadapan
yaitu fundamentalis agama yang dipelopori jaringan terorisme Internasional
Al Qaeda yang behadapan langsung dengan Pemerintah Amerika Serikat
dan negara-negara Barat. Dalam pengaruhnya di Indonesia, dimana kaum
fundementalis Islam di Indonesia tergugah untuk ikut ambil bagian
memerangi Amerika Serikat dan negara Barat. Sebagai wujud dukungan
kaum fundamentalis Indonesia kepada Al Qaeda, terlihat dari serangan
kelompok teroris fundamentalis Indonesia dalam serangan Bom Bali I
tanggal 12 Oktober 2002 dan Bom Bali II pada tanggal 1 Oktober 2005,
yang menewaskan ratusan orang di Denpasar Bali. Kelompok yang
melakukan Bom Bali I dan Bom Bali II menyatakan bahwa serangan Bom
tersebut sebagai bentuk pembalasan kepada Amerika Serikat dan sekutu-
sekutunya.
13loc.cit
14A.M Hendropryono, Terorisme Fundamentalis Kristen, yahudi, Islam, Kompas, Jakarta, 2009.