Page 3 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 3
BAB III
KONDISI NASIONALISME SAAT INI
11. Umum
Nasionalisme terlahir dari ragam aktifitas berbangsa dan bemegara
yang dalam arti luasnya didefinisikan sebagai rasa cinta terhadap bangsa.
Nasionalisme terwujud menjadi suatu identitas pembeda negara satu
dengan yang lainnya, pada akhirnya menjadi dasar terbentuknya
komunikasi sosial antar negara yang saling berinteraksi dan berpengaruh
pada setiap aspek kehidupan sebuah negara. Masing-masing menjadi
suatu keterwakilan dalam mengungkap identitas jati diri yang berpengaruh
pada komponen kekuatan bangsa. Pada dasarnya, nasionalisme berperan
sebagai identitas yang mampu membedakan satu bangsa dengan bangsa
lainnya, ditandai dengan adanya loyalitas dan rasa kepemilikan bangsa
yang kemudian mendasari lahirnya sebuah interaksi antar bangsa sebagai
fokus kajian hubungan intemasional (Dugis, 2012)19. Nasionalisme menjadi
suatu keagungan identitas dan menjadi sebuah identifikasi politik ataupun
ideologi yang mencerminkan jati diri suatu bangsa berdasarkan
nasionalisme pada substansi warga negara, yang bersandar pada sejarah
kebudayaan, bahasa, ataupun ikatan agama. Jika kita mengetengahkan
nasionalisme pada konteks eksistensi negara dibandingkan dengan negara
lain, dapat diartikan sebagai wujud sejauh mana peranan warga negara
ikut andil dalam domain peran serta memantapkan daya saing terhadap
negara lain. Nasionalisme merupakan seragam dari latar belakang
perbedaan yang berbeda menjadi suatu keterpaduan emosional,
keselarasan, senasib dan sepenanggungan. Loyalitas terhadap bangsa
dan negara pada pada dasarnya menjadi landasan untuk memperjuangkan
kepentingan nasional. Nasionalisme ini bahkan memberikan multi efek
yang mempengaruhi dalam tata hubungan intemasional. Nasionalisme bisa
memberikan rasa persatuan dan kesatuan dalam mempeijuangkan sebuah
kedaulatan. Seiring dengan era globalisasi yang terns menerus, sikap
19 Vinsensio, Dugis, 22 Oktober2012. Departemen Hubungan Intemasional. ā€¯Nationalism,
Kuliah Pengantar llmu Hubungan Intemasionalā€¯. Universitas Airlangga, Surabaya.
19