Page 13 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 13
41
peluang adanya kebebasan, terbuka keinginan dari kelompok tertentu
untuk mengubah Pancasila dengan ideologi lain yang berorientasi kepada
agama, faham liberal, sosialis dan komunis. Di sisi lain ideologi Pancasila
sedang tidak popular dan ada keengganan bagi sebagian masyarakat
untuk membicarakan Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Pencabutan TAP MPR Rl No.ll/MPRI 1978
tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (Eka Prasetya
Pancakarsa), dihapuskannya lembaga BP 7 serta dicabutnya Undang-
Undang No. 8 Tahun 1985 tentang Asas tunggal bagi Organisasi Politik,
membawa dampak menurunnya pemahaman terhadap Pancasila. Tidak
semua partai politik dan organisasi kemasyarakatan mencantumkan
Pancasila sebagai asasnya, tetapi lebih memilih pada organisasi
kemasyarakatan dan LSM yang tidak lagi menggunakan Pancasila sebagai
asas organisasi dan atau menggunakan asas Pancasila tetapi ditambah
dengan asas-asas lain di luar Pancasila, dapat berpengaruh negatif
terhadap implementasi nilai-nilai luhur Pancasila dalam kehidupan
bernegara. Pancasila mulai dipersandingkan dengan faham liberalism dan
komunisme yang mulai menampakkan dirinya dalam kehidupan
masyarakat Indonesia, walaupun sebagian besar masyarakat Indonesia
masih menginginkan tetap bersatu didalam NKRI dan masih mengamalkan
Pancasila sebagai dasar negara dalam kehidupannya sehari-hari.Dengan
demikian maka pengaruh gatra ideologi, dimana Pancasila sebagai alat
pemersatu bagi bangsa Indonesia, senantiasa harus dijadikan pedoman
guna keberhasilan implementasi wawasan nusantara.
e. Gatra Politik.
Demokratisasi yang berlangsung saat ini telah mendorong partisipasi
masyarakat untuk ikut serta memutuskan hal-hal yang berdampak langsung
pada kehidupan mereka, sehingga sistem perpolitikan yang ada harus
dapat menampung dan mengakomodasikan aspirasi dan tuntutan
masyarakat. Sementara birokrasi pemerintahan mengalami kemerosotan