Page 15 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 15
43
pembangunan dan pemeliharaan. Untuk membangun jalur kereta
api diperlukan kurang lebih Rp 10 miliyar/km sementara jalan
tol/jalan raya Rp 35 miliyar/km.67
Sebagaimana jalan dan kereta api, pelabuhan juga semakin
tidak mampu mengimbangi peningkatan arus barang, baik
domestik maupun internasional. Terjadi penumpukan peti kemas
di pelabuhan sehingga dapat mempengaruhi kinerja pergerakan
peti kemas yang baru datang. Banyaknya kuantitas penumpukan
peti kemas ini bahkan menjadikan Pelabuhan Tanjung Priok
seperti gudang. Pilihan pengusaha yang menjadikan Pelabuhan
Tanjung Priok sebagai gudang karena murahnya tarif yang
dikenakan oleh pelabuhan.
Pelayaran perintis diselenggarakan untuk membuka isolasi
daerah dalam rangka pengembangan ekonomi negara tersebut.
Jumlah pelayaran perintis dan intensitasnya relatif kurang
daripada kebutuhan yang seharusnya sehingga disparitas harga
komodaitas di daerah terisolir, terdepan, atau di perbatasan masih
tinggi.
Prasarana transportasi laut juga kurang, sebagaimana
disampaikan pada subbab 12, Indonesia belum memiliki
pelabuhan pindah muat (transshipment) yang mampu
mengakomodasi kebutuhan kapal-kapal besar antar benua (large
transoceanic vessels). Padahal tuntutan dunia perdagangan
dalam angkutan kargo telah meningkat, dari sebelumnya
penggunaan kapal yang memiliki kapasitas angkut 1.500 TEUs
menjadi 9.000 TEUs bahkan 12.000 TEUs.Kondisi ini menuntut
Indonesia untuk meningkatkan kapasitas pelabuhan nasionalnya
untuk kedalaman minimal 18 meter.68
67http://www.kompas.com. 2 Maret 2011 diakses tanggal 13 Juni 2012
68Lampiran Perpres 26 Tahun 2012 tentang Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik
Nasional hal. 14