Page 6 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 6

94

          penduduk, ekonomi dan lainnya), aspek biaya penggunaan, aspek perubahan
          indikator ekonomi makro dan aspek pembagian risiko. Tujuannya agar mencari
          sebuah formula tarif automatis yang bisa mengantisipasi situasi indicator
          ekonomi yang berubah (kepastian lebih tinggi untuk investasi swasta),
          mengantisipasi pertumbuhan penduduk dan ekonomi dan memberikan
          kepastian keberlanjutan ketersediaan infrastruktur termasuk pembagian risiko
          yang jelas antara pemerintah dan swasta.

                    Setelah adanya pemetaan EIRR-FIRR-Risiko maka ada tiga jenis
          infrastruktur yang diklasifikasikan sebagai infrastruktur dasar, infrastruktur
          penunjang dan infrastruktur pelayanan lebih yang sudah terpetakan sesuai
          kondisi sekarang. Infrastruktur dasar adalah pendidikan, kesehatan, dan pangan
          (pertanian). Infrastruktur penunjang: Supporting Economic (jalan, jembatan,
          pelabuhan, listrik, dlsb). Infrastruktur pelayanan adalah infrastruktur yang
          melayani masyarakat dengan kebutuhan yang tidak terlalu diperlukan, seperti
          klinik kesehatan yang menangani penyakit ringan, dlsb.

                   Langkah kedua adalah membuat dia model pentarifan otomatis yakni
         pentarifan untuk golongan yang tidak mampu {Affordability to Pay atau ATP)
         yakni tarif minimum seragam dan pentarifan untuk golongan yang mampu
         {Willingness to Pay atau WTP) yakni tarif penyesuaian progresif yang
         didasarkan kenaikan tarif sesuai besaran pendapatan dan besaran pemakaian.19
         Langkah ketiga adalah mengidentifikasikan sumber-sumber pendanaan dari
         penetapan tariff sebagai berikut:
         a. Tarif otomatis untuk golongan tidak mampu (ATP) bersumber dari

              pendanaan pemerintah (melalui pajak khusus yang didapat dari biaya
              keberlanjutan dan biaya penggunaan) dan subsidi pemerintah (jika swasta
              yang investasi) dalam bentuk VGF untuk bantuan investasi dan bentuk PSO
              untuk bantuan di tarif.

19Pakar transportasi Universitas Trisakti, Fransiskus Trisbiantara, mengusulkan skema perhitungan
keekonomian pembangunan jalan tol melalui pendekatan profit minimal, bukan berdasarkan tariff
(Dimas Novita, 13 September 2013)
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11