Page 10 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 10

26

                     banyak menggunakan data konteks daripada data konten seperti
                     dalam e-Learning.35

           b. Eric Hanushek, dalam bukunya “ Econom ic Growth in
                    Developing Countries: The Role o f Human C apitaf’,36
                    menyatakan bahwa sesungguhnya yang paling penting untuk
                    meningkatkan pertumbuhan ekonomi pada negara-negara
                    berkembang adalah kualitas pendidikannya, bukan pencapaian
                    angka partisipasi sekolah. Negara-negara berkembang
                    memfokuskan pada angka partisipasi sekolah, sehingga telah
                    mengejar angka partisipasi sekolah negara-negara maju, tetapi
                    dari segi kualitas pendidikan kognitif yang justru lebih
                   menentukan pertumbuhan ekonomi, negara-negara berkembang
                   masih ketinggalan jauh dengan negara-negara maju.

          Berdasarkan landasan-landasan pemikiran di atas, maka Indonesia
 perlu kemudian mengevaluasi bagaimana Sistem Pendidikan Nasional
 Indonesia saat ini dibandingkan dengan perkembangan di dunia global, agar
bangsa Indonesia dapat lebih baik atau paling tidak menyamai kualitas dari
bangsa lain, yang hanya bisa dicapai dengan edukasi, dan harus dibantu oleh
teknologi informasi dan komunikasi yang paling optimal. Kesalahan dalam
sistem pendidikan yang kita jalankan sekarang, akan berdampak panjang
sampai lebih dari 10-20 tahun mendatang, dan sepanjang itulah jurang
perbedaan kualitas pendidikan kita dengan kualitas global akan makin
melebar, sehingga akan makin susah mengejarnya.

35 Ubiquitous Learning, diunduh dari http://en.wikipedia.org/wiki/Ubiquitous learning, pada
25 September 2013 pukul 13.00.
36 Hanushek Eric, 2013, ‘Economic Growth in Developing Countries: The Role o f Human
Capital”. Stanford University
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15