Page 13 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 13
29
negara lain akan sumber genetik. Indonesia dalam hal ini telah
menjadi korban selama bertahun-tahun dan bila dianalisis
sebenarnya telah menimbulkan kerugian ekonomi yang luar biasa
besarnya. Salah satu fakta keniscayaan tersebut adalah
ketergantungan dalam hal penyediaan ayam. Peternak ayam saat
ini tidak bisa mengembangbiakan ayam-ayam peliharaannya.
Untuk itu para peternak harus membeli bibitnya yang disebut dengan
DOC (Day Old Chick) yang 100% berasal dari luar negeri. Bukan
hanya bibit, makanan dan obat-obatan pun sangat tergantung dari
luar negeri. Tiga perusahaan besar yang kini memonopoli bidang
ini adalah Charoen Pokphand, Cheil Jedang Feed dan PT Japfa
Comfeed. Dengan musnahnya ayam kampung, maka perusahaan
ini akan semakin leluasa dalam menguasai pasar maupun produk
yang notabene didatangkan dari luar negeri. Jadi, apakah kasus
flu burung merupakan salah satu cara atau usaha untuk
memusnahkan ayam lokal sehingga mereka dapat memonopoli
sepenuhnya? Hal yang terjadi saat ini sama dengan yang menimpa
produk padi unggul asli Indonesia. Padi-padi jenis unggul
Indonesia telah musnah karena serangan hama wereng yang
mengakibatkan pemerintah mengeluarkan kebijakan pemusnahan
secara total padi-padi asli Indonesia. Program tersebut dikenal
dengan Eradikasi Padi dengan cara membakar seluruh padi asli dan
menggantikannya dengan jenis lain dari luar negeri. Akibatnya?
Kini para petani harus membeli bibit dari luar dan ketergantungan
padi tersebut terhadap pupuk dan obat-batan dari luar sangat tinggi.
Ini merupakan contoh lain dari genetic imperialism selain ayam.
Hama-hama lain pun tampaknya telah sengaja disebarkan seperti
misalnya pada saat Presiden Suharto mencanangkan
pembudidayaan Lamtoro Gung sebagai sumber protein nabati, telah
diserang oleh Kutu Loncat (yang bukan asli Indonesia) dan pada