Page 15 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 15
31
khususnya biologi, kimia dan radioaktif terdapat dimana-mana dan
dapat jatuh ke tangan siapa saja (Kasus Kecelakaan Radiologi dan
Nuklir dapat dilihat pada Lampiran-10). Oleh karena itu
penangkalan utamanya terletak pada faktor manusianya dalam arti
jangan sampai bahan-bahan tersebut disalahgunakan oleh pihak-
pihak yang tidak bertanggung jawab. Dilain pihak, ditinjau dari aspek
moral, dengan tumbuh suburnya radikalisme yang tidak lagi
mengindahkan nilai-nilai luhur Pancasila, akan mendegradasi
wawasan kebangsaan. Kondisi ini akan menjadi faktor pengganda
terhadap peluang penggunaan dan pengembangan senjata
CBRN-E.
b. Sistem Pengamanan dan keamanan CBRN-E
Upaya penggunaan CBRN-E sebagai alat teror belum
mendapatkan perhatian serius dari pemerintah. Sebagaimana
potensi CBRN-E yang telah diuraikan diatas, sistem pengamanan
yang dapat mengendalikan ancaman CBRN-E, belum diaksanakan
secara komprehensif. Dimana 3(tiga) bentuk pengamanan berikut,
belum diimplementasikan dengan baik, sebagai berikut:
1) Pengamanan Fisik. Telah terdapat berbagai
pengaturan pengamanan dan keamanan pada fisik CBRN-E
di fasilitas produksi, laboratorium maupun di gudang.
Pengamanan Bahan Bakar Nuklir maupun zat radioaktif
mengikuti prosedur yang telah ditetapkan oleh IAEA
(International Atomic Energy Agency), mengingat
keanggotaan Pemerintah Indonesia.
Indonesia telah memiliki laboratorium dengan tingkat
Bio Safety Level-3 (BSL-3) yang menuntut tingkat
pengamanan ketat. Standar operational prosedur pada BSL-
3 telah ditetapkan sesuai standar internasional, sebagai
contoh pengamanan lalu lintas personel maupun agensia di
internal maupun eksternal laboratorium telah ada. Yang