Page 3 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 3
19,
2) Abstraction System Thinking (mampu berpikir rasional,
mengabstraksikan suatu persoalan secara sistematis melalui
pendekatan ilmiah objektif).
3) Experimentation and Test (mampu berpikir di balik
data-data dengan melihat dari berbagai sudut).
4) Collaboration (mampu bekerja sama, bersinergi).
Gambaran diatas jelas merupakan suatu karakteristik nilai-
nilai mentalitas yang harus tampak pada profil dan penampilan SDM
saat ini, karena dengan SDM yang berkualitas akan mampu menjadi
motor penggerak dan faktor utama pelaksanaan program
pembangunan. Peningkatan kualitas SDM akan menjadi salah satu
kebijakan dalam upaya peningkatan potensi Papua Barat untuk
mencapai kondisi masyarakat Papua yang sejahtera, aman, dan
beradab.
c Ditinjau dari aspek pembangunan kota/wilayah modern
seperti yang ditawarkan dalam konsep pembangunan pada tulisan
Taskap ini didasarkan atas beberapa teori perencanaan kota13.
Perencanaan kota yang berkembang pada akhir dekade 1960-an
orientasi perkembangan secara fisik sudah dikurangi, karena
mengikuti perkembangan sosial, ekonomi, dan politik. Kota sebagai
bentuk organisasi manusia yang kompleks terdiri atas perencanaan
yang membutuhkan tempat pendidikan, pusat perkantoran,
permukiman, pusat perdagangan, dan sentra industri. Proses
perancangan kawasan perkotaan menurut Roger Trancik adalah
suatu tindakan untuk menstrukturkan ruang-ruang perkotaan,
sehingga dapat tercipta tatanan {order), keindahan {beauty), dan
skala (scale). Dalam merancang perlu mempertimbangkan beberapa
hal yaitu menghargai struktur utama kawasan, menghargai pola-pola
karakteristik kawasan, menghargai genius loci (mengartikan suatu
tempat sebagai suatu tempat hidup), dan partisipasi kreatif terhadap
Hestin Mulyandari dalam Pengantar Arsitektur Kota, hal 204.

