Page 6 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 6
46
bahari; (5) energi dan sumberdaya mineral; (6) bangunan kelautan;
dan (7) jasa kelautan.
Dalam rangka memanfaatkan potensi ekonomi kelautan
Indonesia, maka diperlukan tiga langkah strategis, yakni; Pertama,
pengaturan skala usaha ekonomi kelautan guna menopang
keberlanjutan investasi di sektor kelautan dan perikanan secara
berkelanjutan. Kedua, kerjasama dan sinergitas antar sektor kelautan.
Investasi dan bisnis pada sektor kelautan membutuhkan biaya mahal
dan teknologi tinggi. Oleh karena itu, guna meningkatkan efisiensi
penggunaan sumberdaya dan investasi pembangunan kelautan maka
diperlukan adanya keterpaduan perencanaan pembangunan kelautan
lintas sektor, termasuk pelibatan peran pemerintah daerah. Ketiga,
dukungan pengembangan usaha ekonomi kelautan. Dukungan ini
diarahkan pada penyediaan infrastruktur yang menopang konektivitas
pembangunan kelautan antarwilayah.
g. Sosial dan Budaya
Sebagai suatu kesatuan sosial, masyarakat nelayan hidup,
tumbuh, dan berkembang di wilayah pesisir atau wilayah pantai.
Dalam konstruksi sosial masyarakat di kawasan pesisir, masyarakat
nelayan merupakan bagian dari konstruksi sosial tersebut, meskipun
disadari bahwa tidak semua desa-desa di kawasan pesisir memiliki
penduduk yang bermata pencaharian sebagai nelayan. Walaupun
demikian, di desa-desa pesisir yang sebagian besar penduduknya
bermata pencaharian sebagai nelayan, petambak, atau pembudidaya
perairan, kebudayaan nelayan berpengaruh besar terhadap
terbentuknya identitas kebudayaan masyarakat pesisir secara
keseluruhan. Baik nelayan, petambak, maupun pembudidaya perairan
merupakan kelompok-kelompok sosial yang langsung berhubungan
dengan pengelolaan sumber daya pesisir dan kelautan.21
h. Pertahanan dan Keamanan
21 Kusnadi, 2010. Kebudayaan Masyarakat Nelayan. Diunduh tanggal 24 Juni 2014

