Page 15 - Perpustakaan Lemhannas RI

43

sesuai kebutuhan di pasar internasional baik batubara kalori rendah
(<5.100 kalori/gram), sedang (5.100-6.100 kalori/gram) maupun tinggi
(>6.100 kalori/gram).

Peningkatan nilai tambah batubara menjadi penting dalam rangka
pengoptimalan pengelolaan sumber daya batubara khususnya batubara
dengan kalori rendah. Peningkatan nilai tambah batubara ini juga
menjadi penting dikarenakan jika menggunakan batubara kalori rendah
pada PLTU akan membuat tingginya biaya untuk menghasilkan energi
listrik dan pemakaian batubara kalori rendah pada PLTU akan
menyebabkan buangan pembakarannya sangat berdampak terhadap
lingkungan. Didasarkan pada kondisi ini perlu kiranya dilakukan
peningkatan nilai tambah pada batubara. Adapun peningkatan nilai
tambah batubara adalah dengan menjual batubara dalam bentuk listrik
(bukan dalam bentuk batubara). Pendekatan teknologinya dapat
ditempuh dengan peningkatan nilai kalori batubara kalori rendah,
teknologi pencairan batubara untuk mengurangi pemakaian BBM dan
teknologi gasifikasi batubara untuk pembangkit listrik dengan teknologi
gasifikasi batubara, semuanya dimaksudkan untuk peningkatan nilai
tambah batubara.

Untuk pengelolaan sumber daya batubara di sisi hilir lebih kepada
pengoptimalan batubara dalam bauran energi sebagai input dari
perekonomian. Sejalan dengan ini juga mengacu kepada Blueprint
Pengelolaan Energi Nasional (PEN) 2006-2025, yang menyatakan
kondisi saat ini yang terjadi adalah; potensi sumber daya energi cukup
besar terutama gas dan batubara tetapi konsumsi BBM masih 63%
(tahun 2004) dari energi final, cadangan minyak kecil dan konsumsinya
besar sehingga impor besar tetapi energi minyak dan gas malah di
ekspor dikarenakan harga ekspor gas dan batubara lebih tinggi dari
harga gas dan batubara di dalam negeri, akses masyarakat terhadap
energi masih rendah, struktur APBN masih bergantung kepada ekpor
minyak, gas dan batubara.

Tahun 2005 Rasio Cadangan per Produksi untuk BBM sebesar
23 tahun, gas 62 tahun dan batubara 146 tahun. Untuk tahun 2005