Page 14 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 14

42

ekpor dan impor tidak seimbang dan mengakibatkan nilai tukar dollar
terhadap rupiah rendah. Efek ini akan menyebabkan inflasi sangat tinggi
dan berdampak pada ketahanan ekonomi menjadi sangat rentan. Faisal
Basri, 2013 menyebutkan bahwa impor minyak dan gas (BBM, minyak
mentah dan gas) untuk tahun 2012 sebesar 22,2% dari total impor
Indonesia.

         Oleh karena itu kebijakan diversifikasi batubara menggantikan
minyak pada transportasi menjadi hal yang sangat penting.
Permasalahan yang lain yang penting adalah penerapan pemanfaatan
batubara secara maksimal yang belum didukung dengan regulasi dan
kebijakan penyediaan energi yang lengkap dan masih kurang diminati
oleh para pengusaha. Penyediaan energi melalui Pembangkit Listrik
Tenaga Uap (PLTU) mulut tambang (mine mouth plant) dan penyediaan
energi oleh industri untuk memenuhi kebutuhannya sendiri masih belum
menarik para pengusaha.

          Pembangunan PLTU mulut tambang (berlokasi di wilayah
pertambangan) saat ini masih mengalami kendala dalam hal
penerapannya, karena para pengusaha tambang lebih memilih
mengekspor batubara kalori tinggi dan hanya mau menyediakan
batubara dengan kalori rendah. Penggunaan batubara kalori rendah
pada PLTU menyebabkan biaya yang lebih tinggi untuk investasi dan
hasil pembakarannya lebih berdampak terhadap lingkungan. Untuk ini
dibutuhkan ketegasan dalam pelaksanaan regulasinya dan disinkronkan
dengan aturan yang ada di sisi hulu pertambangan batubara.

g. Peningkatan nilai tambah sumberdaya mineral dan batubara
dan peranannya terhadap bauran energi

          Salah satu amanat Undang-Undang Rl Nomor 4 tahun 2009
 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara adalah peningkatan nilai
 tambah mineral dan batubara. Hingga saat ini ketentuan kewajiban
 peningkatan nilai tambah batubara di dalam negeri belum
 diimplementasikan karena kecenderungan tingginya ekspor batubara
   9   10   11   12   13   14   15   16