Page 6 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 6
34
Ironis anak-anak sebagai generasi muda, secara perlahan satu
tatanan atau suatu tata hubungan telah tercerabut, kehilangan upaya
satu kesatuan. Tak terbentuk hubungan antar mata rantai bersifat
pertambahan (added value), memperkaya, dan meningkatkan mutu
mata rantai yang dapat berbentuk kesamaan pola berpikir, sikap, dan
perilaku kelompok. Anak-anak bertumbuh tanpa dasar, penopang,
dan penyubur nilai integrasi yang serasi, seimbang, dan selaras dari
ketahanan nasional. Nilai-nilai Ketahanan Nasional dan Wawasan
Nusantara menjadi acuan untuk praktek kenegaraan/ kemasyarakatan
dan pembangunan nasional untuk membentuk nilai pembangunan
manusia Indonesia seutuhnya dan masyarakat Indonesia seluruhnya
dalam kehidupan berharkat. Sementara itu, baik Wawasan Nusantara,
ketahanan nasional, maupun pembangunan nasional, nilai-nilainya
digali dari sumber nilai nasional, yaitu Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945.
14. Pokok-pokok persoalan yang ditemukan
Pokok-pokok persoalan yang penyebab dari adanya kondisi
Penanaman Nilai Nilai Kebangsaan saat in i.
a. Tidak siapnya kurikulum dari sistem Pendidikan. “Non
scholae sed vitae”, bahwa tujuan bersekolah bukanlah untuk sekolah,
melainkan untuk hidup ke masa depan. Pendidikan nasional harusnya
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa dan bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warganegara yang demokratis dan bertanggung jawab. Hingga akhir
tahun 2012 ini, rencana pemberlakuan kurikulum baru 2013 masih
menyisakan tanda tanya, apakah kurikulum tersebut benar-benar
lebih baik, dan apakah kurikulum tersebut akan dapat diterapkan di
lapangan. Para legislator perlu terus mengawal kurikulum, memantau