Page 14 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 14
PERPUSTAKAAN
LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL
^ REPUBLIK INDONESIA,
BAB IV
PERKEMBANGAN LINGKUNGAN STRATEGIS
15. Umum.
Setelah mampu mengidentifikasi kondisi yang dihadapi dalam pengelolaan
I SKA kelapa sawit saat ini, maka terdapat sejumlah aspek lain yang patut menjadi
I perhatian dan dipertimbangkan secara cermat. Aspek-aspek tersebut merupakan
I bagian integral dari dinamika lingkungan strategis yang melingkupi bangsa
i Indonesia. Sebagai bagian dari komunitas global dan regional, Indonesia tentu tidak
I dapat berperan tunggal dalam mengoptimalkan pengelolaan SKA-nya. Apalagi
I komoditas SKA yang akan dikelola itu ialah kelapa sawit, yang juga telah menjadi
komoditas internasional bernilai strategis.
Perlu dipahami bahwa pengelolaan SKA merupakan salah satu elemen
I penting yang patut dikaji dalam menganalisis perkembangan lingkungan strategis
| bangsa Indonesia. Sebagai salah satu komoditas SKA unggulan, pengelolaan kelapa
sawit di Indonesia turut terpengaruh oleh berbagai aspek yang melingkupi
i keberadaan Indonesia. Kebijakan dan praktik pengelolaan SKA kelapa sawit telah
menghadirkan suatu implikasi dan kontribusi tersendiri dalam kajian mengenai SKA
| dan perwujudan Ketahanan Nasional. Sebagai komoditas internasional, tentu
f pengelolaan SKA kelapa sawit akan menghadapi sejumlah TAHG di tengah ketatnya
| era perdagangan bebas. Dalam konteks inilah maka bangsa Indonesia khususnya
| leading sector yang terkait dengan pengelolaan SKA kelapa sawit harus mempunyai
j visi, prinsip, keuletan dan ketangguhan, sehingga SKA kelapa sawit tetap menjadi
| aset nasional bernilai strategis yang harus dioptimalkan untuk meningkatkan
f kesejahteraan masyarakat.
Oleh karena itu, pada bagian selanjutnya dari tulisan ini akan dibahas
I mengenai pengaruh perkembangan lingkungan strategis dari tataran global, regional,
| maupun nasional, serta dengan merumuskan peluang dan kendala yang harus
I dihadapi dalam mengoptimalkan SKA khususnya komoditas kelapa sawit guna
I meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
42