Page 17 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 17
31
Pengelolaan tata ruang perkebunan kelapa sawit yang belum optimal
menyebabkan implikasi negatif dalam aspek produktivitas yang berdampak langsung
terhadap perolehan keuntungan. Persoalan selanjutnya adalah masih rendahnya
keterpaduan pengelolaan industri kelapa sawit dengan peternakan sapi yang
berimplikasi pada belum optimalnya perolehan penerimaan negara, devisa serta
belum signifikannya kontribusi yang diberikan oleh industri pengelolaan kelapa sawit
bagi kesejahteraan seluruh masyarakat indonesia.
Di sisi lain, implikasi lain dari belum optimalnya pengelolaan industri kelapa
sawit adalah belum terlaksananya sistem plasma (petani diikutkan dalam perkebunan
kelapa sawit) belum mensejahterakan masyarakat lokal. Selain itu, keberpihakan
pada produksi skala besar dengan praktek jual beli izin kemudian berdampak pada
penerimaan negara yang secara langsung akan berimplikasi terhadap kondisi
kesejahteraan masyarakat Indonesia. Adanya tebang pilih dalam pemberian ijin HPH
menyebabkan dominasi dari pengusaha-pengusaha dan mafia industri perkebunan
sawit. Belum optimalnya pengelolaan SKA sawit juga akan berimplikasi pada
perlambatan kontribusi industri sawit dalam mendukung pembangunan nasional dan
kesejahteraan masyarakat karena masih banyaknya hambatan dalam optimalisasi
pengelolaan industri kelapa sawit di dalam negeri.
Ketika masyarakat sekitar yang seharusnya dapat menikmati hasil
pembangunan industri kelapa sawit justru masih tertinggal kondisi ekonominya, maka
akan terjadi kecemburuan sosial terhadap wilayahnya yang dinikmati oleh pihak luar.
Ketimpangan ekonomi itu akan menimbulkan konflik akibat rendahnya kesejahteraan
masyarakat akhirnya juga akan berimplikasi terhadap ketangguhan Ketahanan
Nasional, karena kesejahteraan masyarakat menjadi sulit ditingkatkan.
a. Implikasi Belum Optimalnya Pengelolaan SKA terhadap
Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat.
Pengelolaan SKA kelapa sawit memiliki dampak signifikan bagi
kehidupan ekonomi masyarakat dan perekonomian nasional pada umumnya.
Namun demikian, ketika pengelolaan SKA kelapa sawit belum berjalan
optimal, maka akan timbul sejumlah persoalan, yakni kurangnya nilai tambah
(added value) yang diberikan terhadap sektor-sektor lain dan kehidupan
masyarakat. Di samping itu, komoditas yang dihasilkan dari kelapa sawit
kurang memiliki daya saing di pasar ekspor. Jika dibandingkan dengan produk