Page 18 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 18

4

disusul SMA 23.305.509 jiwa, DIPLOMA 1,11,111 11.652.755 jiwa dan
Universitas 17.479.132 jiwa. Dari data ini, diperkirakan terdapat 60 persen
potensi angkatan tenaga kerja yang berusia 15-25 tahun.5 Bahkan
Indonesia tengah bergerak menuju terbukanya windows o f opportunity di
2020-2030, yaitu ketika rasio ketergantungan ada di level terendah, 44 per
100 orang usia produktif.6

Tabel 1. Perkembangan Komposisi Tenaga Kerja Indonesia

Keterangan Data     2001                    2010              2025
                                                                 Jumlah
                    % jumlah % jumlah                     %
                                                              263.287.000
Jumlah Penduduk     206.624.595             237.556.363  100  131.643.500
                                                         15    17.479.132
Total Tenaga Kerja 100 98.812.448 100 116.527.546
                                                               11.652.755
Universitas         2 1.778.624 5 5.360.267                   34.958.264
                                                              23.305.509
Diploma 1, II, III  2 1.580.999    3        3.146.244    10
SMK                 6 5.434.685    8        9.089.149    30   17.479.132
SMA                 10 10.177.682  15       17.013.022   20   11.652.755
                                                              116.527.546
SMP                 18 17.489.803 19 22.023.706 15

SD/Tidak Tamat SD 63 62.251.842 52 60.011.686 10

Total Seluruh       100 98.713.636 100 116.644.074 100

Sumber: BPS, Proyeksi 2025 PBB, Target APK

         Kondisi ini dapat menjadi ‘bonus demografi’ (dampak positif) bila
penduduk usia produktif dapat terserap dalam pasar kerja sesuai dengan
keterampilan atau skill masing-masing. Dengan demikian penduduk usia

produktif dapat memfasilitasi pertumbuhan ekonomi. Tapi bila penduduk
usia produktif (itu) tidak terserap pasar tenaga kerja karena belum memiliki
skill yang memadai (atau lapangan kerja sangat terbatas karena investasi
tidak bertumbuh), maka yang terjadi adalah bencana. Tingkat
pengangguran pada angkatan kerja produktif akan sangat tinggi, dan
selalu—di mana pun—akan melahirkan berbagai ekses sosial. Kondisi
akan semakin parah bila karakter bangsa (dalam konteks Ketahanan

5 Id.at 3.
6 Prof Sri Moerdiningsing Adiotomo SE MA PhD dalam Prof. dr. Fasli Jalal, PhD, SpGK
“Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam
Guna Terwujudnya Keunggulan Kompetitif Perekonomian". 2014 Dalam diskusi Panel
Demografi dengan peserta PPRA Ul Lemhanas Rl 2014. Jakarta
   13   14   15   16   17   18   19   20