Page 19 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 19

5

 Nasional) tidak terbangun dengan baik sesuai tuntutan dan tuntunan
 Pancasila dan religiusitas masing-masing. Bila situasi ini terjadi—
sebagaimana terjadi pada tahun-tahun awal Revolusi Industri di Inggris dan
era Perang Saudara di awal pembentukan Amerika Serikat—intelektualitas
dan rasionalitas dikalahkan oleh ambisi-ambisi materialistik dan
paternalistik.

         Proses pendidikan vokasional pun, yang diharapkan mampu
menguatkan Ketahanan Nasional, bukan tanpa hambatan—dan ini menjadi
fokus dalam Kertas Karya Perorangan ini. Pada institusi-institusi
pendidikan vokasional setingkat sekolah tinggi (kejuruan maupun
kedinasan), kerap terjadi tindak kekerasan antar peserta didik. Dua sekolah
tinggi vokasional tercatat paling banyak—kualitas maupun kuantitas—
‘menyumbang’ kasus-kasus tindak kekerasan antar siswa adalah Sekolah
Tinggi llmu Pelayaran (STIP/dulu Akademi llmu Pelayaran/AlP) dan Institut
Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN/ dulu Sekolah Tinggi Pendidikan Dalam
Negeri/STPDN)/Akademi Pendidikan Dalam Negeri/APDN).

         Inu Kencana Syafe’i, dosen senior IPDN mencatat—dan ini sudah
dilaporkan ke DPR Rl, sepanjang 1993-2007 tercatat 35 praja—sebutan
bagi mahasiswa IPDN—meninggal dunia pada masa pendidikan, dengan
kasus tiga orang meninggal misterius dan 18 praja meninggal (diduga)
secara tidak wajar.7 Bila dihitung rata-rata, maka setiap tahun terjadi 2,5
kasus kematian praja yang diduga tidak wajar. Kebanyakan dari korban
ini—untuk tidak mengatakan semuanya—adalah praja baru. Belum lagi
yang luka-luka, jumlahnya jauh lebih banyak.

         Kasus terakhir adalah yang menimpa lima praja wanita IPDN. Mata
mereka mengalami iritasi setelah disiram semacam cairan pembersih lantai
oleh para seniornya, saat melakukan kegiatan diluar kampus. Hingga
mereka harus dilarikan ke rumah sakit khusus mata.8

         Kasus-kasus serupa juga terjadi di STIP, yang sekalipun
kuantitasnya di bawah IPDN namun kualitas tindak kekerasannya jauh
lebih tinggi. Ryas Rasyid, mantan tim evaluasi IPDN, dengan lantang

7 http://www.pelita.or.id Edisi 8 Oktober2014.
8 Hardi, E.P. 2014. Mata Praja Putri IPDN Disiram Cairan Pel Lantai. Tempo. Kamis, 01
Mei 2014
   14   15   16   17   18   19   20