Page 15 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 15

57

          Sebab, sudah disadari bersama, regionalisme dalam format politik
(juga teknologi) sudah mulai tidak up-date, hingga ASEAN pun mengalami
re-thinking dan melahirkan semacam neo-regionalisme, yang kemudian
disusul dengan lahirnya inter-regionalisme, terutama di bidang
perdagangan (ekonomi). Regionalisme dan inter-regionalisme—terutama
di bidang demokras'—telah melahirkan unilateralisme dan kemudian
multilateralisme. Unilateralisme dan multilateralisme inilah yang kini
mendorong PBB untuk melakukan reformasi. Format pergerakan domain
global ini hampir sama dengan perkembangan sel: dari tunggal menjadi
jamak; jamak bergabung dengan jamak, dan seterusnya hingga membesar,
dalam kapasitas kekuatan tawar-menawar yang diupayakan setara.
Dengan demikian, ASEAN Community harus dipahami sebagai upaya
untuk menarik gerbong yang lemah sekaligus mendorongnya untuk terus
melakukan perbaikan.

          Kecuali di Singapura, pada dasarnya institusi-institusi pendidikan
vokasional di negara-negara ASEAN (juga di Brasil, India, dan negara-
negara Afrika) menghadapi persoalan yang sama, yaitu rendahnya kualitas
sumber daya manusia, kemiskinan, infrastruktur belum memadai,
pertambahan penduduk yang kurang terkontrol, dan kesehatan masyarakat
yang belum terjamin. Belakangan memang banyak yang melesat, terutama
pendidikan vokasional di negara-negara Asia Timur dan India. Mereka
sudah meletakkan keungguannya pada daya saing kompetitif.

          Dari apa yang tersaji di lingkat regional, hampir semua institusi
pendidikan vokasional yang berkembang pesat adalah yang memiliki
pendidikan karakter yang kuat dan optimal, otonom, serta memperoleh
dukungan penuh dari pemerintah. Pendidikan karakter menjadi jiwa dari
kekuatan kultural; sedangkan otonomi dan dukungan penuh pemerintah
menjadi penopang kuat bagi pengembangan materi pendidikan (berikut
kelengkapannya) agar tetap akseptabel dengan kebutuhan yang diminta
dunia kerja. Bahkan pendidikan vokasional di China banyak mengilhami
lahirnya penemuan-penemuan baru.

          Dengan demikian, ASEAN Community sesungguhnya merupakan
stimulus bagi masing-masing negara anggotanya untuk terus membangun
   10   11   12   13   14   15   16   17