Page 3 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 3

55

            anak tidak rela orang-tuanya menjual sebagian dirinya. Si anak meninggal sebelum
            sang ayah berhasil menjual organ tubuhnya..."24

             Menyimak dari kasus-kasus di atas (yang masih relevan sampai saat
      ini) adalah penting untuk kita mengetahui potret ideologi dan pelaksanaan
      dasar negara pada level produk peraturan perundangan yang terpolakan
      dalam bentuk sistem pembangunan, termasuk untuk pembangunan
      kesehatan adalah keberadaan sistem kesehatan di dalamnya. Secara
     umum, terdapat 2 kutub sistem kesehatan, yaitu sistem yang— pada satu
     sisi—berdasarkan atas kebebasan individu mutlak dengan sistem ekonomi-
     politik kapitalis-liberalis, sebagai contohnya, Amerika Serikat. Kutub yang
     lain, sistem yang—pada sisi berlawanan^berdasarkan atas kekuasaan
     sentralistis negara dengan sistem ekonomi-politik sosialis-komunis, sebagai
     contohnya, Rusia.25

            Umumnya, pelayanan kesehatan di negara-negara penganut
     liberalisme sangat mementingkan hak individu (baik masyarakat pengguna
    jasa maupun pemberi jasa). Kualitas pelayanan mengikuti mekanisme
    pasar. Hanya yang punya uang cukup yang mendapat pelayanan.
    Kompetisi dalam pelayanan tinggi. Jaminan pembiayaan diserahkan
    kepada individu secara pribadi, misal dalam bentuk asuransi komersial
    {walaupun masih ada tanggung jawab negara untuk kelompok-kelompok
    tertentu). Kebalikannya, pelayanan kesehatan di negara-negara penganut
    sosialisme, sifatnya tersentral. Tanggung-jawab pelayanan dan
    pembiayaan diambil alih oleh negara, misal di Nordic Countries. Di
    sini, semua masyarakat berhak mendapatkan pelayanan yang sama sesuai
   standar yang ditetapkan. Penyedia jasa pelayanan dibayar tetap. Kompetisi
   antar penyedia jasa pelayanan tidak tumbuh, kualitas pelayanan tidak
   sebaik di Amerika (Djojosugito, 1998)

24 Baca lebih lanjut tentanng artikel Pelayanan Rumah Sakit yang Sedang Sakit oleh
Hasbullah Thabrany di Harian Kompas. 15 Oktober 2003
25 Dikutip dari tulisan Djojosugito dalam dokumen Semiloka Reformasi Kesehatan IDI, 1998
   1   2   3   4   5   6   7   8