Page 8 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 8
44
Military Affairs/RMA) yang terkait dengan pengembangan senjata
presisi tinggi (precision guided munitions/?GMs), termasuk dalam
pengembangan hulu ledak nuklir/rudal balistik mempunyai tantangan
tersendiri dalam konteks pembangunan kapabilitas pertahanan
militer29. Kemajuan tersebut akan ikut menentukan perkembangan,
perubahan doktrin dan strategi perang dimasa yang akan datang.
Teknologi militer yang menyangkut persenjataan, lasser, GPS,
teknologi informasi, penginderaan jarak jauh dan Iain-lain ikut
menentukan dalam pemilihan strategi dan taktik militer. Dengan
demikian implementasi tata ruang wilayah pertahanan Indonesia
diharapkan mempertimbangan aspek penggunaan tehnologi-
tehnologi modern yang dihasilkan oleh negara-negara maju tersebut
agar kita tidak semakin jauh tertinggal dalam penggunaan Alutsista.
d. Spasial
1) Pemanasan Gobal. Meningkatnya jumlah populasi
dunia dan pertumbuhan ekonomi yang cepat mengakibatkan
terbatasnya sumber daya alam yang dapat diperbaharui.
Adanya deforestasi, tanah yang mengalami erosi dan
kurangnya konservasi serta banyaknya polusi, telah
mengganggu sistem lingkungan global dalam mendukung
kehidupan manusia. Fakta-fakta inilah yang mengakibatkan
terjadinya global warming (pemanasan global) dan climate
change (perubahan iklim) yang telah mendatangkan berbagai
bencana alam seperti : banjir, tanah longsor, angin puting
beliung, dan Iain-lain. Karena itu negara-negara agresif yang
senantiasa mempertahankan kepentingan kesejahteraan
negaranya akan selalu berusaha mencari pemecahannya
secara bersama melalui pertemuan intemasional antara lain
di Bali (Bali Road Map) dan terakhir di Kopenhagen.
29 Dit Lingstra Dirjen Strahan Kementerian pertahanan, Anafisa Ancaman Terhadap
Sistem Pertahanan Negara: Kecenderungan Utama Lingkungan Strategis dan Perkiraan
Ancaman, Bahan ceramah Dirjen Lingstra Kementerian pertahanan pada pasis dikreg
Sesko TNI, Bandung, 2007, hal 6

