Page 7 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 7
43
mengancam seluruh kehidupan bernegara. Dengan demikian untuk
menghadapi ancaman terorisme Indonesia telah melakukan
kerjasama dengan negara-negara lain. Mengingat aksi terorisme
sulit diprediksikan kapan dan dimana akan dilakukan, maka
ancaman terorisme menjadi salah satu faktor yang dipertimbangkan
dalam implementasi tata ruang wilayah pertahanan guna
meningkatkan kualitas SDM. Dengan cara demikian diharapkan,
setiap wilayah kompartemen strategis pertahanan mampu untuk
mengeliminir dan meniadakan ancaman teroris di daerah/wilayah
dengan melibatkan peran serta masyarakat di seluruh wilayah.
b. Kelangkaan energi Dunla. Perkembangan lingkungan
strategis juga diwarnai oleh isu kelangkaan energi. Kebutuhan
masyarakat dunia akan energi minyak dan gas bumi terus
meningkat, sementara ketersediaannya semakin terbatas.
Implikasinya berdampak terhadap perekonomian, politik, dan
keamanan global. Ditengah-tengah kondisi semakin terbatasnya
cadangan minyak dunia, dihadapkan dengan semakin tingginya
kebutuhan akan sumber daya strategis tersebut maka
kecenderungan naiknya kebutuhan minyak dunia tidak dapat
dihindari. Bagi Indonesia yang kaya akan sumber daya alam
termasuk minyak perlu m ewaspadai fenom ena tersebut, tidak
menutup kemungkinan negara yang maju dengan kekuatannya akan
m enekan untuk menguasai ladang minyak Indonesia. Sedangkan
Indonesia sendiri cukup banyak memiliki daerah-daerah yang
mengandung minyak di beberapa daerah baik di daratan maupun
dilepas pantai perairan laut (off shore) Indonesia. Oleh itu
implementasi tata ruang wilayah pertahanan Indonesia harus dapat
mengakomudir pengamanan wilayah NKRI dengan menghadirkan
kekuatan TNI yang memadai secara cepat.
c. Kemajuan llpengtek dan Teknologl Militer. Kemajuan
ilmu pengetahuan dibidang komunikasi dan transportasi telah
menyebabkan dunia semakin transparan dan mengaburkan batas
negara (borderless state). S aat ini kemajuan teknologi telah
merambah pada aspek revolusi teknologi militer (Revolution in

