Page 4 - Perpustakaan Lemhannas RI
P. 4
94
Kaum miskin juga mengalami masalah terbatasnya leverage untuk
meninggalkan wilayah kemiskinan, terutama karena rendahnya tingkat
pendidikan dan ketrampilan yang mereka miliki bila dibandingkan dengan
tingkat pendidikan dan ketrampilan masyarakat pada umumnya.
Ketimpangan tingkat pendidikan penduduk miskin dengan penduduk tidak
miskin sangat terasa untuk tingkat pendidikan SLTA ke atas. Perbaikan
tingkat pendidikan penduduk miskin biasanya agak diabaikan karena
prioritas pemberdayaan mereka biasanya lebih difokuskan kepada
penyediaan bantuan konsumsi bahan pokok atau pemberdayaan ekonomi
secara langsung. Padahal jika pendidikan si miskin yang ditingkatkan,
dampaknya jauh lebih signifikan dan berkelanjutan, baik dampak jangka
pendek, jangka menengah, maupun dampak jangka panjang.
Mental model kemiskinan masih menghantui usaha pengentasan
kemiskinan di Indonesia. Kehidupan serba miskin yang dialami bangsa
Indonesia sejak zaman penjajahan menyisakan anggapan miskin adalah
suatu takdir yang harus dialami oleh sebagian penduduk yang kurang
beruntung, dan biasanya disebut sebagai ‘orang kecil’. Para ‘orang kecil’ ini
kebanyakan pasrah dan mengharapkan belas kasihan orang lain untuk
menunjang kehidupannya. Perubahan dan situasi zaman yang cenderung
konsumtif mendorong sebagian ‘orang kecil’ tidak menerima keadaannya
dan berusaha memperbaiki kehidupannya dengan bekerja mandiri atau
mencari pekerjaan di perkotaan. Yang gagal merubah nasibnya terpaksa
menjadi gelandangan, pengemis, timer, pak ogah, dan preman di perkotaan.
Penghasilan dari aktifitas semacam ini kadang-kadang di luar dugaan dan
menyebabkan menurunnya semangat untuk bekerja /mencari pekerjaan
yang lebih pantas. Penduduk yang terpinggirkan ini sebenarnya juga
mempunyai potensi yang belum tergali karena bakat dan karakternya belum
terberdayakan. Sehingga, peningkatan dan pembinaan karakter diperlukan
untuk mendorong mereka menjadi lebih berkualitas dan lebih berdaya guna.
Dukungan pertumbuhan ekonomi Indonesia terhadap pengentasan
kemiskinan belum terlihat signifikan. Seharusnya pertumbuhan ekonomi
dapat mengurangi kemiskinan, namun berbagai penelitian empiris di
Indonesia belum menunjukkan kaitan yang jelas antara pertumbuhan
ekonomi dan tingkat kemiskinan. Hal ini juga ditunjukkan oleh kondisi

